REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA--Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Jawa Timur (Jatim) akan menempatkan 500 personil Jatim Rescue selama sepuluh hari di puncak Gunung Bromo. Mereka bertugas untuk membuat wilayah Bromo steril dari wisatawan maupun masyarakat yang ingin melihat semburan asap yang muncul dari kawah.
“Sementara personil yang kami kirim akan bertahan sepuluh hari. Jika keadaan bahaya terus terjadi, bisa diperpanjang,” ujar Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik BPBD Jatim, Syahrul Arifin, melalui telepon seluler saat dihubungi Republika, Rabu (24/11).
Syahrul melanjutkan bahwa karena keterbatasan jumlah personil Jatim Rescue, pihaknya akan memberdayakan warga desa terdekat dengan Gunung Bromo, seperti Ngadas, Wonokerto, dan Ngadisari. “Potensi warga akan kami berdayakan. Mereka akan kami latih untuk selalu siaga memantau situasi dan membantu evakuasi jika terjadi bencana. Dengan begitu kami bisa lebih mudah melakukan pertolongan jika peristiwa buruk benar-benar terjadi,” jelasnya.
Menurut Syahrul, warga desa yang akan dijadikan relawan khusus itu akan bertugas mendata jumlah warga desa, rumah, dan kendaraan warga setempat.
Selain itu, sambung Syahrul, mereka juga bertugas untuk melarang setiap orang asing mendekati Gunung Bromo dalam radius 3 kilometer dari kawah dan mensterilkan jalur evakuasi dari kendaraan pribadi. “Saat ini kami sedang rapat koordinasi dengan perangkat desa untuk membahas masalah relawan khusus ini. Semoga dengan langkah antisipasi ini bisa membuat kerja kami lebih baik,” tegasnya.