REPUBLIKA.CO.ID, MALANG--Warga tiga dusun yang ada di Desa Ngadas sejak Ahad (28/11) pagi mulai terlihat memakai masker. Terutama sekitar 469 warga Dusun Jarakijo, Desa Ngadas, Kecamatan Poncokusumo, Kabupaten Malang. Itu setelah Sabtu (27/11) siang hingga malam mereka mendapat pembagian masker dari Pemkab Malang lewat aparat Desa Ngadas.
Warga tiga dusun seperti Jarakijo, Jemplang dan Ngadas itu menggunakan masker, karena asap belerang dan abu vulkanik letusan Bromo beberapa hari terakhir ini sudah sampai di Dusun Jarakijo. Warga mengaku setiap pagi selalu merasakan bau belerang yang menyengat hidung dari Bromo yang erupsinya terus meningkat.
Saking menyengatnya aroma blerang itu terkadang membuat pernafasan warga terganggu. ‘’Kalau pagi bernafas terasa sesak. Ya, karena bau belerang itu. Itu saya rasakan sekitar 15-20 menit-an,’’ ujar Ngatmiati, 36 tahun, warga RT 03, RW 01, Dusun Jarakijo, Desa Ngadas, Kecamatan Poncokusumo.
Namun, lanjut ibu dari tiga anak ini, setelah memakai masker pemberian Pemkab Malang, aroma bau belerang yang menyengat itu mulai dirasakan berkurang. Makanya, Ngatmiati dan 469 warga lainnya yang berdomisili di bukit paling dekat dengan Bromo, sekitar empat kilometer dari gunung yang berstatus 'awas' ini merasa sedikit lega.
Mereka mengaku bisa bekerja dengan leluasa, karena sudah menggunakn masker penutup hidung. Pernafasannya sudah tidak terlalu terganggu lagi. ‘’Ya, dengan masker ini bekerja di ladang bisa enak,’’ kata Sutiman, warga lainnya yang diamini Kepala Dusun Jarakijo, Joko Utomo.
Sedangkan mengenai ancaman letusan Bromo, Joko Utomo, Ngatmiati, bersama warga lainnya, justru tidak merasa khawatir. Alasannya, warga sudah terbiasa dan bertahun-tahun hidup berdekatan dengan Bromo.
Makanya, mereka cukup merasa senang dengan pembagian masker yang sudah diterima. Sebab, masker tersebut membuat kesehatan mereka tidak terganggu. Asap blerang dan abu vulkanik yang dikeluarkan Gunung Bromo bisa terhadang sehelai kain yang dipasang menutup hidung dan mulut itu.
Asap belerang dan abu vulkanik Bromo itu, menurut Joko Utomo memang sering dirasakan warga saat pagi hari. Setelah itu, hilang, lantas datang lagi pada sore menjelang malam hari. ‘’Begitu yang sering kami alami,’’ jelasnya.
Karena itu, Joko Utomo sebagai kepala dusun merasa berterima kasih kepada Pemkab Malang yang memperhatikan kesehatan warganya. Sebab, dengan masker yang sudah banyak dipakai warga untuk berladang dan berkebun setiap hari itu bisa mengurangi aroma bau belerang menyengat yang tercium beberapa hari terakhir ini.
Selain warga Jarakijo, warga Dusun Ngadas, dan Jemplang juga mendapat pembangian masker. Mereka pun juga sudah mulai memakai masker yang diterima sejak Sabtu siang hingga malam hari itu. Total masker yang dibagikan sebanyak 2.200 masker. Itu dibagikan pada sekitar 1.875 warga di tiga dusun yang ada di Desa Ngadas, Kecamatan Ponsokucumo.