Rabu 01 Dec 2010 04:25 WIB

Tingkat Letusan Menurun, Status Bromo Tetap Awas

Rep: Asan Haji/ Red: Arif Supriyono

REPUBLIKA.CO.ID, PROBOLINGGO-– Aktivitas Gunung Bromo di Probolinggo, Jawa Timur sejak Selasa (30/11) mulai mengalami penurunan. Secara kasat mata, kepulan asap yang dikeluarkan gunung terindah di Indonesia dan berketinggian 2.392 meter di atas permukaan laut itu tampak putih dan menipis dibandingkan sehari sebelumnya.

Kepala Tim Tanggap Darurat Bromo, Gede Suantika, menjelaskan bahwa gunung itu masih mengalami deformasi (penurunan aktivitas). Deformasinya diprediksi rata-rata mencapai sekitar 0,6-9,6 mikroradian.  

‘’Status awas untuk Bromo masih tetap berlaku,’’ jelas dia di Posko Taktis Penangulangan Bencana Bromo, Cemorolawang, Desa Ngadisari, Kecamatan Sukapura, Kabupaten Probolinggo, Selasa (30/11). Dia menjelaskan berdasarkan hasil pemantauan dari Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) Bandung di Pos Pengamatan Gunung Bromo, Dusun Cemorolawang, Ngadisari itu menurunnya aktivitas vulkanik Bromo maih bersifat fluktuatif.

Tim Tanggap Darurat Bromo ini masih menunggu perkembangan selanjutnya dari aktivias Bromo tersebut. Apalagi, terang dia, perkembangan terakhir kondisi Gunung Bromo sejak pukul 06.00-12.00 WIB masih terjadi gempa.

Sesuai dengan data seismograf, gempa vulkanik yang terjadi di Bromo hingga Selasa (30/11) sebanyak dua kali dengan amplitudo (simpang getar) 30-38 milimeter. Gempa tersebut terjadi selama 28 detik. Selain itu, juga terjadi gempa tremor secara terus-menerus dengan amplitudo yang cukup kecil sekitar 4-5 mili meter.

‘’Itu kondisi terakhir tadi. Sampai kapan status awas, ya kita masih menunggu perkembangan selanjutnya,’’ kilah Gede.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement