REPUBLIKA.CO.ID,
Belum Ada 50 Persen Perpusdes di Temanggung Berfungsi
TEMANGGUNG--Dewasa ini, perpustakaan-perpustakaan desa di Kabupaten Temanggung belum ada lima puluh persen yang berfungsi. Dari 100 unit perpustakaan desa yang tersebar di 20 kecamatan, baru 37 unit yang berjalan dan befungsi dengan baik. Sebagian besar masih hanya papan nama.
‘’Tahun depan, akan kita pacu pertumbuhan dan perkembangan perpustakaan desa ,’’jelas Kepala Kantor Arsip dan Perpustakaan Temanggung Bambang Edy, pada Republika Sabtu (4/12).
Hal itu dikemukakan seusai menerima bantuan perpustakaan desa dari Forum Ikatan Kadang Temanggungan (FIKT) di Aula Balai Desa Badran, Kecamatan Kranggan. FIKT, tahun ini menyumbang tiga perpustakaan desa, masing-masing di Desa Badran, Desa Malebo, Kecamatan Kandangan dan Desa Cemoro Kecamatan Wonoboyo. Peresmian dilakukan Ketua FIKT Ir Anif Punto Utomo.
Kata Bambang, untuk pengembangan perpustakaan desa, selain bekerjasama dengan Perpustakaan Daerah, juga mendapat bantuan buku dari gubernur. Dengan bantuan tiga unit perpustakaan dari FIKT tadi, Bambang berharap akan lebih memacu perkembangan desa serta pertumbuhan perpustakaan desa.
‘’Kalau kita hanya menggantungkan APBD, dananya sangat kecil, namun dengan kondisi yang ada, kami akan terus mengefektifkan semua perpustakaan desa yang ada. Selain menambah koleksi, kami meminjami koleksi buku-buku dari Perpusda dengan mobil keliling.’’
Ketua FIKT, Ir Anif Punto Utomo mengatakan, bakti sosial orang-orang Temanggung di perantauan yang tergabung dalam FIKT, merupakan tradisi tahunan dan merupakan kepedulian untuk memajukan tanah kelahiran. ‘’FIKT, berkomitmen ikut membangun tanah kelahiran melalui sektor pendidikan dan pertanian, ‘’katanya.
Tahun ini, selain memberi berbagai pelatihan, seperti manajemen kepeminpinan kepala sekolah, pelatihan menulis untuk guru, diskusi pertanian, sharing dengan siswa SMK, serta SMP, membuat tiga perpustakaan desa. Menurut Anif, yang juga redaktur senior di HU Republika ini, FIKT memilih membuat banyak perpustakaan dengan koleksi terbatas, ketimbang membuat satu perpustakaan dengan koleksi lengkap.
‘’Kita berharap, dengan membuat perpustakaan kurang lengkap namun dengan jumlah yang banyak akan memacu masyarakat untuk mengembangkan dengan menambah koleksi bukunya,’’ kata Anif.
Dan yang lebih penting lagi, katanya, perpustakaan berfungsi sebagaimana mestinya dan banyak didatangi warga. Artinya, keberadaan perpustakaan tidak hanya sekedar papan nama, namun mampu menumbuhkan minat baca masyarakat disekitarnya.
Sebelumnya, Anif membuka diskusi pertanian yang menghadirkan Prof Djoemali Mangunwidjaya Guru Besar IPB, Prof Bambang Setiaji, Guru Besar UGM dan Dr Nur Nurichana, peneliti Departemen Pertanian. Puncak acara FIKT adalah peresmian perpustakaan desa di Cemoro, Kecamatan Wonoboyo Ahad (5/12).