REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA--Sekitar 2.549 warga korban bencana letusan Gunung Merapi di wilayah Kabupaten Magelang hingga Senin siang masing bertahan di pengungsian meskipun status Merapi telah turun dari Awas menjadi Siaga sejak Jumat (3/12) pukul 09.00 WIB.
Kepala Bidang Penanggulangan Bencana, Badan Kesbangpol, dan Penanggulan Bencana Kabupaten Magelang, Moch Damil Ahmad Yani, di Magelang, Senin, mengatakan hingga Senin pagi masih tercatat 2.851 pengungsi di 25 titik pengungsian "Namun hari ini ada 302 jiwa yang meninggalkan pengungsian," katanya.
Ia menyebutkan, mereka yang meninggalkan tempat pengungsian hari ini adalah 204 orang warga Tlogolele, Boyolali yang mengungsi di Balai Kelurahan Sumberejo dan Seminari Mertoyudan dan 98 orang warga Batur, Krinjing, Kecamatan Dukun.
Menurut dia, mereka yang mengungsi di luar wilayah Kabupaten Magelang hampir semua sudah pulang, kecuali 66 warga yang masih tinggal di Kota Magelang. "Kebanyakan mereka mengungsi di rumah saudaranya," katanya.
Damil mengatakan, sejak penurunan status Merapi secara bertahap warga lereng Merapi telah meninggalkan tempat pengungsian mereka. Pada Jumat (3/12) jumlah pengungsi di Kabupaten Magelang sebanyak 12.977 jiwa, kemudian Sabtu turun menjadi 11.784 pengungsi, dan Minggu menjadi 8.971 pengungsi.
"Kami tidak mengetahui alasan warga yang masih tinggal di pengungsian, yang jelas sejak penurunan status Merapi, mereka telah diizinkan pulang ke rumah masing-masing. Seharusnya mereka sudah pulang, kecuali yang tinggal di sekitar sungai yang berhulu di Gunung Merapi dalam radius 300 meter," katanya.
Ia menyebutkan, sejumlah warga Merapi yang masih tinggal di pengungsian tersebut tersebar di tujuh kecamatan, yakni Muntilan 610 pengungsi, Salam 473 pengungsi, Mungkid 872 pengungsi, Ngluwar 317 pengungsi, Tempuran 166 pengungsi, dan Secang 57 pengungsi.
Menurut dia, para pengungsi yang mau pulang ke rumah akan difasilitasi kendaraan dari Pemkab Magelang. "Memang menjadi tanggung jawab pemerintah untuk mengantar pulang pengungsi, asal mereka lapor ke posko induk kabupaten. Namun, memang ada yang pulang secara swadaya," katanya.