Kamis 09 Dec 2010 23:49 WIB

Mundurnya Prabukusumo Refleksi Jogjakarta Satu Suara

Rep: abdullah sammy/ Red: taufik rachman

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA--Wakil Ketua DPR, Pramono Anung memandang, mundurnya adik Sultan HB X--Gusti Prabukusumo--dari Partai Demokrat adalah bentuk pesan pada pemerintah jika seluruh elemen Yogyakarta memiliki satu visi dalam menyikapi polemik sistem pemerintahan di Daerah Istimewa itu. Pandangan rakyat Yogya tidak dipengaruhi latarbelakang politik atau kepentingan kelompok, melainkan didasari pertimbangan budaya.

"Itu merupakan bentuk pesan bagi pemerintah jika mereka memiliki satu suara dalam menyikapi bentuk pemerintahan Yogyakarta," kata Pramono kepada sejumlah wartawan di Gedung DPR, Kamis (9/12).

Atas dasar itu dia mengimbau pemerintah untuk menyelesaikan polemik Yogya dengan pendekatan budaya. Menurutnya, polemik sistem pemerintahan harus segera diselesaikan agar masalah tidak berlarut-larut. "Tentunya pemerintah harus lebih mengedepankan pendekatan budaya dalam menyelesaikan masalah ini" imbaunya.

Lebih lajut Pramono mengatakan, pemerintah seharusnya bisa meredam kontroversi, bukan justru menciptakan polemik. Usulan sistem pemerintahan Yogya dari pemerintah dipandangnya tidak konstruktif bagi masyarakat. "Harusnya sisitem yang telah ada diadopsi saja dalam tata kenegaraan," kata pria yang juga menjabat sebagai Wakil Ketua PDIP.

Terkait draft RUU keistimewaan Yogyakarta yang diajukan pemerintah, Pramono mengaku DPR belum menerimanya. Pembahasan di legislatif masih menunggu penyelesaian di tingkat pemerintah pusat. "Jika sudah rampung dan sudah diterima, baru akan dibahas Bamus untuk kemudian dilanjutkan ke tingkat rapat pimpinan," pungkasnya.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَمَا تَفَرَّقُوْٓا اِلَّا مِنْۢ بَعْدِ مَا جَاۤءَهُمُ الْعِلْمُ بَغْيًاۢ بَيْنَهُمْۗ وَلَوْلَا كَلِمَةٌ سَبَقَتْ مِنْ رَّبِّكَ اِلٰٓى اَجَلٍ مُّسَمًّى لَّقُضِيَ بَيْنَهُمْۗ وَاِنَّ الَّذِيْنَ اُوْرِثُوا الْكِتٰبَ مِنْۢ بَعْدِهِمْ لَفِيْ شَكٍّ مِّنْهُ مُرِيْبٍ
Dan mereka (Ahli Kitab) tidak berpecah belah kecuali setelah datang kepada mereka ilmu (kebenaran yang disampaikan oleh para nabi) karena kedengkian antara sesama mereka. Jika tidaklah karena suatu ketetapan yang telah ada dahulunya dari Tuhanmu (untuk menangguhkan azab) sampai batas waktu yang ditentukan, pastilah hukuman bagi mereka telah dilaksanakan. Dan sesungguhnya orang-orang yang mewarisi Kitab (Taurat dan Injil) setelah mereka (pada zaman Muhammad), benar-benar berada dalam keraguan yang mendalam tentang Kitab (Al-Qur'an) itu.

(QS. Asy-Syura ayat 14)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement