REPUBLIKA.CO.ID,BANDAR LAMPUNG--Warga Krui di Pesisir Selatan, Kabupaten Liwa, Provinsi Lampung, resah dengan gempa yang terjadi pada Senin (13/12) petang. Gempa berkekuatan 5,9 Skala Richter (SR) ini tidak menimbulkan gelombang tsunami di perairan barat kabupaten ini.
Keterangan yang diperoleh Senin malam, beberapa warga sudah ada yang mengungsi ke tempat yang lebih aman dibandingkan berdiam diri tinggal di dekat pantai perairan pesisir Selatan. Namun, sejumlah warga juga masih tetap bertahan di rumahnya karena getaran gempa dirasakan tidak begitu besar.
"Warga sudah banyak yang panik, soalnya teringat dengan tsunami di Mentawai (Sumatra Barat)," kata Iwan, warga Krui. Dalam keterangannya, warga sudah mulai bersiap siaga, setelah terasa getaran gempa terjadi petang hari. Soalnya, ungkap dia, warga mulai cemas bila gempa terjadi disertai dengan gelombang tsunami.
Menurut laporan Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika *BMKG), gempa bumi pada Senin petang ini tersebut berkekuatan 5,9 SR. BMKG menyatakan bahwa gempa tidak berpotensi tsunami.
Gempa berada di kedalaman 25 kilometer. Lindu berlokasi di 6.60 lintang selatan - 103.74 bujur timur. Pusat gempa di 158 km barat daya Krui; 174 km barat daya Liwa, Lampung; 195 km barat laut Ujungkulon, Banten; dan 205 km tenggara Bintuhan, Bengkulu. Di Ibukota, gempa berpusat di 346 km barat daya Jakarta.
Kota Krui, salah satu kawasan terpadat penduduknya di wilayah Kecamatan Pesisir Selatan, Kabupaten Lampung Barat. Letaknya berada di paling barat pulau Sumatra. Dari ibukota Lampung Barat, Liwa, sekitar 32 kilometer. Wilayahnya dataran rendah berada persis di bibir laut perairan Samudra Hindia.
Kabupaten ini menjadi "langganan" gempa, sehingga masyarakatnya sudah terbiasa bila terasa gempa berskala kecil. Sebelumnya, pada tahun 1994 pernah terjad gempa besar 7,8 SR yang meratakan semua bangunan, dan menewaskan ratusan jiwa.