Ahad 28 Apr 2024 19:24 WIB

Pascagempa Garut, BMKG Ingatkan Masyarakat Waspadai Potensi Longsor dan Banjir Bandang

Getaran yang terjadi akibat gempa sangat mungkin mengakibatkan lereng-lereng rapuh.

Rep: Gumanti Awaliyah/ Red: Arie Lukihardianti
Engkos (52 tahun) pemilik rumah menutupi dinding bagian belakang rumahnya yang ambruk akibat gempa Magnitudo 6,5 di Kampung Citatah Kabupaten Bandung Barat (KBB), Ahad (28/4/2024).
Foto: Edi Yusuf/Republika
Engkos (52 tahun) pemilik rumah menutupi dinding bagian belakang rumahnya yang ambruk akibat gempa Magnitudo 6,5 di Kampung Citatah Kabupaten Bandung Barat (KBB), Ahad (28/4/2024).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pascagempa bumi tektonik berkekuatan Magnitudo 6,2 di Garut, Sabtu (27/4/2024), masyarakat diingatkan agar terus waspada. Menurut Kepala Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Dwikorita Karnawati, masyarakat yang harus waspada terutama yang berada di Sukabumi, Tasikmalaya, Bandung, Garut dan sekitarnya. Sebab, ada sejumlah potensi bencana setelah guncangan gempa. 

"Kepada masyarakat kami mengimbau untuk tenang, namun tetap waspada apabila turun hujan baik dengan intensitas sedang hingga lebat. Terutama masyarakat yang bertempat tinggal pada lereng-lereng bukit, perbukitan, gunung, ataupun pegunungan dan daerah aliran sungai, karena berpotensi terjadi longsor dan banjir bandang," ujar Dwikorita dalam keterangan tertulis, dikutip Ahad (28/4/2024).

Baca Juga

Dwikorita mengatakan, getaran yang terjadi akibat gempa sangat mungkin mengakibatkan lereng-lereng itu menjadi retak-retak atau rapuh, dan apabila terguyur hujan, air hujan yang meresap dikhawatirkan akan mendorong massa tanah dan/atau batuan menjadi longsor.

Curah hujan dengan intensitas sedang hingga lebat, kata dia, juga dapat mengakibatkan banjir bandang dengan membawa material tanah, bebatuan, dan pepohonan. Karenanya, BMKG meminta masyarakat dan pemerintah daerah untuk mewaspadai potensi bencana ikutan tersebut.