REPUBLIKA.CO.ID,MERAK--Sopir truk angkutan sembako yang antre di Pelabuhan Merak sejak Kamis malam lalu meminta PT Angkutan Sungai Danau dan Penyeberangan (ASDP) Indoensia Ferry Merak untuk bersikap adil terhadap kendaraan yang akan menyeberang ke Bakauheni, Lampung.
"Saya melihat petugas yang mengatur kendaraan di dalam pelabuhan dan jalan layang Cikuasa Atas Merak, menunjukan sikap tidak wajar, dengan mendahulukan kendaraan sejenis masuk ke kapal ro-ro, padahal kendaraan tersebut baru saja tiba di pelabuhan," kata Juhri, salah seorang supir truk angkutan sembako saat ditemui di Pelabuhan Merak, Banten, Sabtu dini hari.
Dia menyebutkan, PT ASDP Indonesia Ferry telah membuat kebijakan mendahulukan kendaraan truk atau kendaraan kecil pengangkut sayur mayur dan buah-buahan untuk diseberangkan.
"Kalau kendaraan dengan mengangkut barang yang mudah busuk, kami maklum. Tapi yang didahulukan oleh petugas pengatur kendaraan yang ada dalam pelabuhan dan jalan layang Cikuasa Atas Merak, adalah kendaraan truk yang sama seperti kami mengangkut sembako, dan ada juga trailer besar dengan mengangkut ratusan motor. Sedangkan kami yang sudah lama antre belum juga diberangkatkan," katanya menjelaskan.
Hal senada diungkapkan oleh Mardiana. Supir truk yang membawa pakan ternak dari Cikande, Kabupaten Serang dengan tujuan Palembang, Sumatera Selatan ini mengaku pernah ditawari oleh petugas yang mengatur kendaraan agar bisa cepat masuk kapal, namun harus menyetor ratusan ribu rupiah.
"Mereka menyebutkan jalur tembak. Saya waktu itu ditawari oleh orang yang mengaku petugas berseragam preman, lewat jalur tembak atau jalur lintas masuk ke kapal, tapi harus menyetor uang Rp300 ribu, tapi karena keuangan kami terbatas, maka saya dan kernet menolak tawaran petugas tersebut." katanya.
Namun tak sedikit supir yang mau menggunakan jalur tembak, lantaran tidak tahan harus mengantre berhari-hari di Pelabuhan Merak. "Mereka yang masuk lewat jalur tembak itu, biasanya dibekali uang lebih oleh perusahaannya. Dan kalau dipikir-pikir biaya operasional mengantre dengan membayar uang untuk jalur tembak sama saja," katanya.
Terpisah, Kepala Cabang PT ASDP Indonesia Ferry Merak, Teja Suparna didampingi staf Humas setempat, Mario, membantah adanya jalur tembak. "Kami menerapkan dan memasukan kendaraan ke lintasan, sesuai dengan kedatangan. Jadi kalau memang ada praktik seperti itu, silahkan lapor ke kami," katanya singkat.
Pantauan di lokasi, ribuan truk masih mengantre di dalam pelabuhan dan Jalan Cikuasa Atas Merak. Mereka pada umumnya dalah sopir yang sudah lebih dari 10 jam mengantre menunggu giliran masuk ke kapal. Antrean truk sendiri terjadi karena cuaca buruk di Selat Sunda dan adanya peningkatan volume kendaraan menjelang akhir tahun 2010.