REPUBLIKA.CO.ID,SEMARANG-Menyusul tragedi ‘tiwul maut’ yang merenggut nyawa enam anak dari keluarga miskin di Desa Jebol, Kecamatan Mayong, Kabupaten Jepara, Gubernur Jateng, Bibit Waluyo, meminta warga untuk terlebih dulu memperhatikan kualitas bahan makanan yang akan dikonsumsi.
“Belajar dari kasus ini, gubernur mengatakan persoalan kekurangan pangan memang membuat warga bisa mengkonsumsi apa saja. Namun hendaknya tetap memperhatikan faktor apakah bahan makanan yang dimaksud membahayakan kesehatan atau tidak,’’ himbau Bibit melalui Kepala Biro Humas Pemprov Jawa Tengah, H Agus Utomo, Rabu (5/1).
‘’Gubernur mengimbau masyarakat terlebih dahulu mengontrol kualitas bahan makanan yang akan dikonsumsi. Dia meminta agar makanan yang berjamur lebih baik dibuang. Sebelum dikonsumsi, bahan agar dicuci dengan baik sehingga tidak menimbulkan penyakit,’’ papar Agus.
Musibah yang menimpa keluarga Jamhamid ini, menurut Bibit, kian mempertegas pentingnya sosialisasi keamanan bahan makanan di luar bahan pokok yang sudah umum dikonsumsi. Tentunya, masih lanjut Bibit, hal ini menjadi tugas bersama antara dinas terkait, seperti Dinas Kesehatan dan Dinas Pertanian atau dengan Badan Ketahanan pangan.
Dengan begitu, masyarakat akan tahu dan bisa menghindari jenis-jenis bahan makanan yang bisa mengganggu kesehatan bagi yang mengkonsumsinya.
Enam anak dari pasangan Jamhamid dan Siti Sunayah meninggal awal pekan ini setelah mengomsumsi tiwul pengganti beras yang dihidangkan ibunya. Keenamnya, yang berusia antara tiga hingga 22 tahun, diduga keracunan panganan dari singkong yang semakin diakrabi orang miskin itu.