REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA - Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) menyatakan jika total kerugian dan kerusakan akibat erupsi Gunung Merapi pada Oktober 2010 lalu mencapai Rp 7,3 triliun. "Berdasarkan laporan final dampak letusan merapi yang dilakukan BNPB bersama Bappenas, UNDP, Bank Dunia, kementerian, lembaga dan pemerintah daerah dengan data per 31 Desember 2010 kerugian dan kerusakan sebesar Rp 7,3 triliun," kata Kepala Pusat Data dan Informasi Humas BNPB, Sutopo Purwo Nugroho di Jakarta, Jumat (28/1).
Sutopo merinci, kerugian di Jawa Tengah mencapai Rp 1,9 triliun dan Yogyakarta Rp 5,4 triliun. "Dampak terbesar adalah di sektor lingkungan mencapai Rp 3,39 triliun, dan sektor ekonomi Rp 2,63 triliun. Nilai tersebut di luar dampak banjir lahar dingin," katanya.
Kerugian itu, katanya meliputi sektor perumahan, infrastruktur, sosial, ekonomi dan lintas sektor. Sementara mengenai kebutuhan untuk rehabilitasi dan rekontruksi akibat erupsi Merapi di luar banjir lahar dingin mencapai Rp 2,05 triliun, antara lain kebutuhan untuk Jateng Rp 778 miliar dan Yogyakarta Rp 1,27 triliun.
APBN 2011 dan APBD 2011 telah mengalokasikan dana rehabilitasi dan rekontruksi Merapi Rp 1,1 triliun yang berasal dari BNPB dan kementerian/lembaga Rp 946,9 miliar, pemerintah provinsi Jawa Tengah dan Kabupaten Magelang, Klaten, Boyolali Rp 17 miliar dan Pemerintah Daerah Yogyakarta dan Sleman Rp 141 miliar.