REPUBLIKA.CO.ID, TEMANGGUNG - Terkait peristiwa kerusuhan Temanggung Selasa (8/2), pimpinan wilayah Muhammadiyah Jawa Tengah minta kepada seluruh warganya tetap wasapada. Sebab sampai saat ini, belum diketahui apa sebenarnya peristiwa yang terjadi dan apa kelanjutannya.
"Seluruh warga Muhammadiyah hendaknya tetap waspada dan hati-hati, dengan kewaspadaan insyaallah kita selamat, kita belum tahu apa selanjutnya setelah ini," tandas Prof Drs Achmadi, Wakil Ketua PWM Jawa Tengah yang membidangi Kader pada Republika, usai menyaksikan pelantikan pengurus PD Muhammadiyah, PD Aisyiah dan PD Nasyiatul Aisyiah (NA) Temanggung, di Pendopo Pengayoman Ahad (31/2).
Menghadapi situasi pasca kerusuhan, kata Achmadi, tentunya pimpinan daerah telah memiliki strategi khusus. Sehingga tidak mudah diadu domba. Menurut rektor UMM Magelang ini, warga Muhammdiyah tetap bersikap dalam koridor hukum yang berlaku. "Kita hidup di negara hukum, ya kita patuh terhadap prosedur hukum yang berlaku saat ini," katanya.
Hanya saja, kata Achmadi, dari sisi undang-undang juga harus dilihat. Hukuman penistaan agama maksimal lima tahun. Dan itu sudah diterapkan oleh hakim. "Jadi kalau ini sangat tidak memuaskan dan tidak memiliki efek jera, tentunya pihak-pihak yang berwenanglah yang harus mengkaji pasal-pasal tersebut untuk diganti dengan pasal yang lebih berat," tuturnya.
Menurut Achmadi, faktor penyebabnya memang tidak hanya masalah pasal hukuman. Namun bisa saja kerusuhan dipicu lantaran masyarakat saat ini tidak percaya dengan penegak hukum, terkait terjadinya kasus mafia hukum di Indonesia yang tak kunjung tuntas. Selain itu, kesenjangan sosial, juga memicu orang mudah marah.
Achmadi menandaskan, masyarakat muslim hendaknya terus bergandeng tangan, tidak saja antar sesama muslim, namun juga menjalin komunikasi dengan agama-agama lain. "Sekali lagi saya tegaskan, berhati-hatilah dan waspada, siapa tahu yang memprovokasi itu sengaja menjerumuskan kita, atau mereka sengaja memanfaatkan kita untuk kepentingan kelompok mereka," imbuhnya.
Bisron Mukhtar, Ketua PD Muhammadiyah Temanggung, dalam kesempatan yang sama mengatakan persitiwa kerusuhan yang melanda daerahnya itu, hendaknya menyadarkan kita semua, bahwa umat Islam di Temanggung masih rapuh. Terutama dalam menghadapi provokasi orang luar dengan menista agama. "Temanggung yang damai, sejuk dan agamais, penuh toleransi serta kerukunan, telah ternodai," ujarnya.
Kata Bisron, ekses yang dirasakan masyarakat Temanggung pasca kerusuhan itu masih sangat terasa dan sangat mengganggu kehidupan masyarakat. Oleh karena itu kepada semua elemen masyarakat, Muhammdiyah menyerukan, dengan berbagai cara berusaha mengembalikan Temanggung seperti semula.
"Dalam upaya mengembalikan situasi Temanggung menjadi seperti semula, hendaknya aparat keamanan melakukan secara bijaksana, adil, tuntas sampai akar masalahnya, sehingga tidak menimbulkan ekses baru yang akan mengganggu keharmonisan warga serta kerukunan hidup antar umat beragama," tandas Bisron.