Rabu 02 Mar 2011 18:04 WIB

Pasca Erupsi, Pariwisata Yogya Belum Pulih

Rep: Yulianingsih/ Red: Krisman Purwoko

REPUBLIKA.CO.ID,YOGYAKARTA--Pariwisata Yogyakarta nampaknya belum pulih betul pasca letusan Merapi 2010 lalu. Bahkan berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) Yogyakarta tingkat hunian hotel di Yogyakarta hingga awal tahun 2011 ini masih terus menurun dibandingkan tahun 2010 lalu.

Kepala BPS DIY, Suharno mengatakan berdasarkan pendataanya Januari 2011 lalu tingkat penghunian kamar hotel (TPK) hotel bintang di DIY rata-rata mencapai 37,04 persen. Angka itu lebih rendah 8,60 persen dari TPK rata-rata pada tahun 2010 yang mencapai 40,92 persen.

TPK hotel non bintang sendiri mencapai 32 persen atau turun sebesar 4,39 persen dibandingkan tahun sebelumnya yang mencapai 33,47 persen. "Namun begitu rata-rata menginap tamu hotel justru mengalami peningkatan meskipun tidak signifikan. Pada Januari 2011 ini rata-rata tamu menginap di hotel meningkat 0,02 malam hingga mencapai 1,72 malam padahal sebelumnya hanya 1,70 malam untuk hotel bintang," terangnya.

Hal yang sama juga terjadi di hotel non bintang yang mengalami kenaikan 0,31 malam menjadi 1,66 malam dari tahun sebelumnya. Uniknya lama waktu menginap justru terjadi di hotel bintang satu yang mencapai 2,60 malam dan terendah di hotel bintang tiga yaitu 1,62 malam.

Ketua Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) DIY Istidjab Danunagoro mengatakan, pengaruh erupsi Merapi tahun 2010 lalu maish terasa berdampak pada pariwisata DIY hingga awal tahun 2011 ini."Rasa takut itu masih ada, sehingga tingkat hunian hotel pun belum sepenuhnya pulih," tandasnya.

Menurut dia, tingkat hunian hotel di DIY selama Januari adalah sekitar 30-40 persen baik untuk hotel berbintang atau hotel melati, sedangkan pada awal Februari, tingkat hunian hotel mengalami kenaikan sekitar 10 persen menjadi 40-50 persen. "Awal tahun memang masih masuk 'low season' tetapi bila dibanding periode yang sama pada tahun lalu, ada penurunan yang cukup besar," katanya.

    

Diakuinya rata-rata okupansi hotel di DIY pada Januari tahun lalu dapat mencapai 70 persen bahkan bisa mencapai rata-rata 80 persen hingga Oktober sebelum ada bencana letusan Gunung Merapi.

Sejumlah libur akhir pekan panjang seperti saat Imlek ataupun peringatan Maulud Nabi Muhammad SAW belum mampu mendongkrak kunjungan wisata dari luar daerah yang pada akhirnya dapat meningkatkan okupansi hotel.

"Yogyakarta memang cukup ramai pada saat libur Imlek lalu, tetapi biasanya mereka adalah warga Yogyakarta dan sekitarnya yang tidak akan menginap di hotel, sehingga tidak ada kenaikan yang cukup signifikan pada tingkat hunian hotel," katanya.

Pihaknya  berharap, tingkat hunian hotel sudah mulai pulih pada April hingga musim libur sekolah pada pertengahan tahun karena pada Agustus sudah masuk bulan puasa sehingga tingkat hunian hotel dapat dipastikan akan kembali turun.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement