REPUBLIKA.CO.ID, CIAMIS – Kepala Badan Penanggulangan bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Ciamis, Odang R Widjaja, meminta pemerintah pusat memberikan pertahtian terhadap sistem peringatan dini tsunami atau Early Warning System (EWS) untuk Pantai Pangandaran. Pasalnya, alat ini sudah tak berfungsi lagi. Padahal alat tersebut sangat dibutuhkan di objek wisata yang banyak dikunjungi masyarakat itu. ‘’Keberadaan alat tersebut sudah sangat mendesak. Kami meminta perhatian pemerintah pusat,’’kata dia kepada para wartawan, Senin (14/3).
Menurut Odang, gempa bumi disertai tsunami di Jepang, membuat masyarakat di wilayah Pantai Selatan Ciamis, khususnya Pangandaran, kembali was-was. Apalagi, imbuh dia, di wilayah tersebut sampai saat ini tak ada alat deteksi dini seperti di wilayah lainnya di Indonesia. ‘’Terus terang kami was-was menyusul gempa dan tsunami di Jepang. Banyak masyarakat di Pangandaran mengungkapkan kekhawatiran tersebut kepada kami,’’tutur dia.
Dikatakan Odang, alat EWS yang pernah dipasang beberapa tahun lalu saat tsunami Pangandaran kondisinya sudah rusak. Bahkan, imbuh dia, alat tersebut sudah tak terpasang lagi di tengah laut. Saat ini pihaknya sudah mengajukan permohonan bantuan EWS tsunami yang lebih canggih dari sebelumnya.
Selain di Pantai Pangandaran, sambung Odang, EWS tsunami juga layak dipasang di Pantai Batu Karas dan beberapa objek wisata pantai yang ada di Kabupaten Ciamis. Pemasangan alat EWS tersebut,imbuh dia, akan membantu masyarakat jika terjadi gempa bumi disertai tsunami. ‘’Sekarang ini kami hanya mengandalkan tanda-tanda alam atau informasi dari BMKG jika terjadi gempa disertai tsunami,’’ tutur dia.