REPUBLIKA.CO.ID, SLEMAN - Dinas Sumber Daya Air, Energi dan Mineral Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), Ahad (20/3) mengerahkan puluhan alat berat di aliran Sungai Gendol untuk memperbaiki sejumlah tanggul yangt jebol diterjang banjir lahar dingin pada Sabtu (19/3) malam. "Banyak tanggul di sepanjang aliran Sungai Gendol yang jebol akibat tersapu banjir lahar dingin, kami sudah mengerahkan puluhan alat berat untuk membuat tanggul kembali. Setidaknya, menambal tanggul-tanggul yang jebol dan terkikis," katanya.
Menurut dia, untuk mengantisipasi hal-hal yang tidak diinginkan serta agar lebih fokus dalam perbaikan tanggul maka seluruh alat berat yang sebelumnya digunakan untuk normalisasi aliran Sungai Gendol semuanya dikerahkan untuk perbaikan tanggul ini. "Hari ini sudah kami instruksikan agar tidak ada alat berat yang mengambil pasir. Semua fokus untuk perbaikan tanggul di Gendol," katanya.
Ia mengatakan, ganasnya banjir lahar dingin di Sungai Gendol ini karena faktor alam semata yakni hujan sangat deras yang merata di lereng Merapi membuat tanggul terkikis dan air masuk ke perkampungan. "Jadi ini karena alam, kami tidak bisa bayangkan jika tidak dibangun tanggul serta program "guide channel" bisa jadi, banjir akan sangat besar," katanya.
Banjir lahar dingin Merapi yang menerjang aliran Sungai Gendol Sabtu (19/3) malam mengakibatkan puluhan rumah warga di Kecamatan Cangkringan dan Ngemplak, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta tertimbun material vulkanik hingga setinggi lebih dari satu meter. Dari pendataan sementara ini ada sekitar 41 rumah yang tertimbun lahar dingin seperti di Dusun Jaranan, Guling dan Banaran di Desa Argomulyo, Kecamatan Cangkringan dan Dusun Tambakan dan Jambon di Desa Sindumartani, Kecamatan Ngemplak. Selain merendam rumah, material juga merusak 10 hektar lahan persawahan milik warga.
Sementara itu, para relawan kini juga membantu warga yang rumahnya terendam material Merapi dengan mengeruk material di dalam rumah untuk mengevakuasi barang-barang berharga yang terendam. Widi mengatakan, rumah yang terendam tersebut butuh waktu sebulan agar bisa di tempati lagi sehingga pihaknya tengah memikirkan, apakah perlu mereka dibuatkan 'shelter' atau hunian sementara.
"Kini Pemkab Sleman tengah berkoordinasi dengan Camat Cangkringan, maupun Ngemplak guna memikirkan warga yang terdampak banjir lahar dingin tersebut," katanya.