Rabu 12 May 2010 02:54 WIB

Tak Jadi Dilelang, Harta Karun Pelaut Cina Kemungkinan Dimuseumkan

Rep: Cepi Setiadi/ Red: Endro Yuwanto

REPUBLIKA.CO.ID,DENPASAR--Menteri Kelautan dan Perikanan Fadel Muhammad menyatakan, artefak-artefak harta karun peninggalan pelaut Cina yang awalnya hendak dilelang kemungkinan akan dimuseumkan.

''Tapi kami sekarang sedang bahas konsepnya, baru nanti dibuat, misalnya nanti museumnya seperti apa,'' ujar Fadel di sela-sela kunjungan kerja di Sanur Bali, Selasa (10/5).

Fadel menyatakan, niat untuk memuseumkan harta karun tersebut ternyata didukung UNESCO. ''UNESCO sangat menyambut baik, mereka punya pikiran yang sama, kalau boleh artefak ini tidak diperjualbelikan sehingga menjadi milik dunia dengan dimuseumkan,'' jelas Fadel. ''Kita bikin museum bahari sehingga bisa menjadi objek wisata.''

Apalagi, lanjut Fadel, banyak juga masyarakat yang tidak ingin harta karun itu dijual, namun dijadikan aset negara.

Fadel mengungkapkan saat ini konsep yang tengah dikaji untuk membangun museum tersebut adalah dengan dua pola. ''Pertama negara yang membiayai dan yang kedua negara kumpulkan uang dari sponsor, nah sponsor ini nanti yang membiayai,'' jelasnya.

Namun, kata Fadel tidak menutup kemungkinan persoalan artefak ini diselesaikan melalui G to G antara pemerintah Indonesia dan Cina. ''Ini memang bisa juga mengarah ke G to G dan itu ide baik,'' kata dia.

Pekan depan, kata Fadel, dirinya aka bertemu dengan Dubes Cina. '' Bisa jadi penyelesaian terbaik adalah melalui G to G,'' cetusnya.

Sementara itu, untuk pembangunan museum bahari berisi artefak tersebut, lanjut Fadel, bisa saja dimungkinkan untuk melibatkan pengusaha-pengusaha keturunan Tionghoa. ''Bahkan bisa juga kita melibatkan pengusaha Beijing,'' kata Fadel.

Apalagi, lanjut Fadel, pemerintah Cina saat ini tengah getol mengirimkan orang-orangnya untuk mencari peninggalan kebudayaan Cina zaman dulu di seluruh dunia.

Hubert Gijzen, Director and Representative Unesco Office Jakarta, menyatakan, sangat mendukung jika artefak harta karun itu tidak dijual. ''Kami mendukung jika artefak tersebut dimuseumkan dan menjadi world heritage,'' kata Gijzen.

Seperti diketahui, beberapa waktu lalu Kementerian Kelautan dan Perikanan melakukan lelang harta karun artefak hasil pengangkatan dari kapal-kapal yang tenggelam. Namun lelang tersebut sepi peminat. Menurut Fadel, harga artefak tersebut oleh tim penilai diperkirakan mencapai 80 juta dolar AS.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement