Kamis 20 Jan 2011 07:26 WIB

30 Mahasiswa Australia Belajar Tari dan Gamelan di Bali

REPUBLIKA.CO.ID, DENPASAR - Sekitar 30 mahasiswa dari University of Western Australia (UWA) akan belajar di Institut Seni Indonesia (ISI) Denpasar, khususnya mengenai tabuh, tari dan seni lukis, sesuai kurikulum yang diterapkan lembaga pendidikan tinggi di Pulau Dewata.

"Mereka akan mengikuti proses belajar mengajar di Bali selama dua bulan, realisasi program pertukaran mahasiswa dan dosen antara ISI Denpasar dengan UWA," kata Rektor ISI Denpasar Prof Dr I Wayan Rai. S di Denpasar, Kamis.

Ia mengatakan, kedatangan mahasiswa asing di Kampus ISI Denpasar itu menjadi tantangan bagi para dosen untuk mampu mengajar dan berkomunikasi menggunakan bahasa Inggris dengan baik.

"Saya lihat para dosen sudah mulai bercakap-cakap menggunakan bahasa Inggris. Kebiasaan itu perlu terus dilakukan, disamping memantapkan diri melalui kursus dengan instruktur orang asing yang telah disiapkan kampus," ujarnya.

Ia menambahkan, ke-30 mahasiswa asing itu akan datang setelah penandatangan naskah kerja sama antara ISI Denpasar dengan UWA yang akan dilakukan pada akhir Februari mendatang.

Kesepakatan penandatanganan naskah kerja sama ke dua belah pihak itu dilakukan setelah sebelumnya kedua belah pihak saling mengunjungi dan merasakan manfaat untuk saling isi mengisi satu sama lain dalam menyempurnakan kurikulum proses belajar mengajar.

Saat penandatangan naskah kerja sama tersebut tim ISI Denpasar yang akan datang ke University of Western Australia, sekaligus diharapkan bisa diisi dengan pameran hasil karya seni hasil mahasiswa dari kedua lembaga pendidikan tinggi antarnegara itu.

Dekan Fakultas Arsitektur Landscape dan Visual Art University of Western Australia, Profesor Paul Trinidad pada akhir November 2010 sempat berkunjung ke ISI Denpasar untuk membahas kerja sama perguruan tinggi seni antarnegara.

Selain itu puluhan mahasiswa dan dosen juga sempat mengadakan pameran dan seminar bersama dengan mahasiswa ISI Denpasar.

Prof Rai menambahkan, setelah dapat merasakan manfaat dari kerja sama perguruan tinggi antarnegara, baru naskah kerja sama ditandatangani dengan harapan berbagai kegiatan yang dilakukan selama ini dapat ditingkatkan di masa-masa mendatang.

Pihaknya sejak dini telah membuka pendaftaran bagi mahasiswa dan dosen yang betul-betul berminat mengikuti program pertukaran mahasiswa dan dosen tersebut ke Australia, sekaligus mempersiapkan diri dalam penguasaan bahasa Inggris.

Lembaga akan mendukung kegiatan itu dengan merencanakan pembiayaan dan berharap mahasiswa dan dosen dapat mengikuti program tersebut dengan baik, harap Prof Rai.

sumber : Antara
BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَلَقَدْ اَرْسَلْنَا رُسُلًا مِّنْ قَبْلِكَ مِنْهُمْ مَّنْ قَصَصْنَا عَلَيْكَ وَمِنْهُمْ مَّنْ لَّمْ نَقْصُصْ عَلَيْكَ ۗوَمَا كَانَ لِرَسُوْلٍ اَنْ يَّأْتِيَ بِاٰيَةٍ اِلَّا بِاِذْنِ اللّٰهِ ۚفَاِذَا جَاۤءَ اَمْرُ اللّٰهِ قُضِيَ بِالْحَقِّ وَخَسِرَ هُنَالِكَ الْمُبْطِلُوْنَ ࣖ
Dan sungguh, Kami telah mengutus beberapa rasul sebelum engkau (Muhammad), di antara mereka ada yang Kami ceritakan kepadamu dan di antaranya ada (pula) yang tidak Kami ceritakan kepadamu. Tidak ada seorang rasul membawa suatu mukjizat, kecuali seizin Allah. Maka apabila telah datang perintah Allah, (untuk semua perkara) diputuskan dengan adil. Dan ketika itu rugilah orang-orang yang berpegang kepada yang batil.

(QS. Gafir ayat 78)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement