Ahad 20 Mar 2011 18:15 WIB

Kisah Cinta Owen di Pulau Bangka

Owen Tap dan keluarganya. Bule Belanda yang jatuh cinta pada Pulau Bangka, Sulawesi Utara.
Foto: RNW
Owen Tap dan keluarganya. Bule Belanda yang jatuh cinta pada Pulau Bangka, Sulawesi Utara.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA--"Untuk apa saya tinggal di Belanda? Sekarang saya tinggal di surga," kata Owen Tap, laki-laki Belanda berusia 40 tahun, pemilik resor menyelam di pulau Bangka, Sulawesi Utara kepada Radio Nederland Worldwide baru baru ini.

Mimpi Indah, begitu nama resor milik Owen dan isterinya Ulva, perempuan Indonesia. Sudah lama Owen dan isteri bermimpi memiliki resor menyelam. Mimpi itu menjadi kenyataan lima tahun lalu.

Owen dan Ulva, yang dua-duanya penggemar menyelam, membangun resor menyelam di Bangka, Sulawesi Utara. Suami-isteri menganggap Bangka lokasi menyelam terindah di dunia. Banyak yang bisa didapatkan di sini. Terumbu karang, jenis keras dan lunak. Ikan dan satwa laut dari yang kecil seperti kuda laut pigmy hingga yang besar seperti ikan duyung. Kehidupan di bawah laut sangat beragam. Cuacanya bagus dan tidak banyak ombak.

Ketika ditanya apakah Bangka bukannya daerah terpencil, Owen menjawab: "Lumayanlah. Bangka cuma satu setengah jam dari bandara di Manado. Dan sekitar dua jam naik mobil ke Manado." Suasana di pulau Bangka - termasuk gugusan pulau Sangihe Talaud - sangat tenang, tidak ramai, tapi juga bukan tempat yang terpencil. Letaknya di jantung Coral Triangle atau segitiga karang.

Tamu Owen dan Ulva dari mancanegara. Kebanyakan memang berasal dari Belanda dan Jerman. Tapi resor milik suami-isteri juga dikenal orang Indonesia. Terutama orang Jakarta yang datang untuk berakhir pekan di sana.

"Bangka adalah pulau kecil. Sarananya sangat minim. Listrik, air minum, semuanya harus diurus sendiri," ujar Owen. Bagaimana cerita Owen ke Indonesia? Pada 1995 ia untuk pertama kali menginjak kaki di negeri ini dan langsung jatuh cinta.

"Saya tidak pernah mau ke Belanda lagi", katanya. "Mungkin untuk promosi resort atau kunjungan keluarga, tapi selain itu tidak perlu." Owen ingin tetap di Indonesia sampai akhir hidupnya.

Tahun-tahun belakangan laki-laki Belanda ini sempat beberapa kali ke Belanda bersama isteri dan anak putrinya. Mereka ingin tahu seperti apa sih Belanda. Tapi setelah sebulan di negeri kincir angin, mereka merasa sudah cukup dan senang bisa kembali lagi ke Indonesia.

Putri Owen dan Ulva berusia tiga tahun. Gadis cantik ini dibesarkan dalam tiga bahasa, Belanda, Indonesia dan Inggris. Di mana masa depan anaknya, Indonesia atau Belanda?

"Putri saya boleh memilih sendiri," ungkap Owen. Yang pasti, tahun-tahun pertama pendidikan berlangsung di Indonesia, karena di sinilah tempat tinggal Owen sekeluarga. Tapi jika suatu saat nanti putrinya memutuskan pindah ke Belanda, Owen sama sekali tidak keberatan. "Nggak masalah," katanya.

sumber : RNW
BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement