REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Wakil Ketua Dewan Perwakilan Daerah (DPD) Farouk Muhammad meminta pemerintah melakukan langkah serius dalam pencarian pesawat Air Asia QZ8501. Menurutnya, kecepatan dan keseriusan dalam pencarian menentukan dalam proses penyelamatan para penumpang pesawat.
Selain kepada pemerintah, Farouk juga meminta Air Asia memberikan pelayanan informasi yang maksimal dan akomodasi bagi keluarga selama masa penantian pencarian. “Kepada seluruh masyarakat mari kita senantiasa berdoa, menciptakan suasana kondusif dan tetap mendukung langkah-langkah yang dilakukan pemerintah dalam proses pencarian Air Asia," ujar Farouk di Jakarta, Senin (29/12).
Selain dengan pemerintah pusat, senator asal Nusa Tenggara Barat juga terus melakukan upaya kerja sama dengan pemerintah daerah NTB. Ini karena berdasarkan catatan ada 10 penumpang yang berasa dari kota Bima dan Dompu, NTB. Sekretaris Dinas Perhubungan Komunikasi dan Informatika Provinsi NTB Tri Budiprayitno ke-10 warga yang menjadi penumpang pesawat Air Asia itu, tujuh diantaranya merupakan satu keluarga berasal dari kota Bima yaitu Jhie Charlie Gunawan, Meiji Thejakusuma, Jie Stevie Gunawan, Keyla Audrey Gunawan, Kenneth Matthew Gunawan, David Gunawan dan koleganya Juliana Ho. Sementara warga dari Dompu Wiriantono Kusumo bersama istrinya Anna Widiawati dan anaknya yang baru berusia 11 tahun, Nelson Kusuma. Ketiganya terdaftar pada manifest nomor 113,114, 115 pesawat Air Asia.
“Koordinasi terus kita lakukan bersama Pemerintah Provinsi NTB dan pihak keluarga, agar proses pencarian dapat dilakukan dengan seksama dan sesuai harapan," kata Farouk.
Pesawat Air Asia berkode penerbangan QZ8501 hilang kontak dalam penerbangan dari surabaya menuju singapura pada ahad pagi, 28 Desember 2014. Pesawat jenis Airbus A320-200 ini membawa 155 penumpang. Yang terdiri atas 138 orang dewasa, 16 anak, satu bayi, dua pilot, empat awak kabin, dan satu teknisi. Adapaun pesawat tersebut diterbangkan oleh kapten Irianto.
Tercatat sepanjang tahun 2014 terjadi kecelakaan pesawat sebanyak tujuh kali di seluruh dunia. Dan kejadian kehilangan kontak Air Asia ini merupakan yang pertama terjadi pada rute Indonesia.