REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua DPD RI, Irman Gusman meminta agar kerusuhan di Tolikara, Papua menjadi peristiwa terakhir yang mencoreng toleransi antarumat beragama di Indonesia. Kerukunan menjadi modal penting untuk memelihara stabilitas nasional.
Ia mengatakan, meski ada peristiwa semacam ini, rakyat Indonesia harus tetap mempertahaan kedamaian antarumat beragama. Selain itu, para penegak hukuk juga harus meningkatkan kewaspadaan terhadap semua potensi gangguan keamanan.
“Insiden Tolikara harus merupakan kejadian terakhir semacam itu sebab persatuan bangsa yang ditopang antara lain oleh kerukunan hidup antarumat beragama,” kata Irman, Sabtu (18/7).
Ia menyatakan, sangat prihatin dengan kejadian ini. Padahal aparat penegak hukum serta Pemerintah Daerah setempat bisa mengantisipasi. Bila mereka bisa melalukan pemantuan dan pengamanan saat jalannya Solat Ied di Tolikara.
Irman mengimbau, para tokoh lintas agama perlu lebih meningkatkan dialog dengan masyarakat dalam memberikan pemahaman tentang kondisi puralitas bangsa. Perlu solidaritas yang kuat di daerah yang memiliki keragaman agar kerukunan dapat terjaga.
“Bagi kaum Muslimin yang masih berada dalam suasana Idul Firi kita mengimbau agar menunjukkan sikap kedewasaan dan keteladanan dalam menjaga keutuhan,” ujar dia.
Semua pelaku serta pihak manapun yang terlibat dalam insiden Tolikara harus diproses secara hukum agar kejadian serupa tidak akan terulang lagi baik di Papua maupun daerah lain. Untuk itu, media juga diminta tak memperkeruh suasana dengan pemeberitaanya.
“kita menyaksikan bahwa kerukunan hidup antarumat beragama di negara yang pluralis ini tetap dapat kita pertahankan dan lestarikan, walaupun di sana-sini masih banyak pekerjaan rumah yang perlu kita selesaikan,” tambah dia.