REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Anggota DPD Fahira Idris secara aklamasi terpilih lagi menjadi pimpinan Komite III DPD RI masa bakti tahun kedua sebagai Wakil Ketua I. Sebelumnya, Fahira diberi amanah sebagai Wakil Ketua II. Salah satu target dan program yang menjadi sasaran senator asal Jakarta ini adalah mendorong RUU Ekonomi Kreatif (Ekraf) masuk dalam Program Legislasi Nasional (Prolegnas 2016) agar bisa segera dapat dibahas dan disahkan. Mengingat tahun depan Masyarakat Ekonomi Asean (MEA) sudah berlaku.
“Sebagai inisiator RUU Ekraf, saya terus dihujani ratusan email dan SMS yang mempertanyakan, kapan RUU ini akan dibahas. Kita semua tahu potensi ekraf bagi perekonomian begitu luar biasa. Tidak hanya banyak menyerap tenaga kerja, tetapi juga tahan krisis. Ekraf itu kekuatan ekonomi baru kita. Jadi tidak ada alasan bagi DPR untuk tidak memasukkan RUU ini dalam prolegnas 2016,” ujar Fahira.
Menurut dia, RUU Ekraf wajib masuk Prolegnas 2016 sebab untuk mengantisipasi bonus demografi yang saat ini sudah dialami Indonesia. Ledakan penduduk ini bisa menjadi petaka kalau tidak ada penciptaan lapangan kerja baru dalam jumlah yang besar terutama bagi penduduk usia produktif atau muda. Pengembangan ekonomi kreatif adalah jawaban dari persoalan ini.
“Sejak 2012 hingga nanti 2035, kita itu mengalami ledakan penduduk tetutama usia muda. Kalau lapangan kerja tidak tersedia, bakal bahaya negeri ini. Ekraf itu, selain padat karya juga umumnya berskala kecil jadi tahan krisis. Satu lagi, ekraf itu didominasi oleh orang muda. Makanya perlu Undang-undang supaya ada keberpihakan. Makanya, saya ajak pemerintah untuk desak DPR menjadikan RUU ini jadi prioritas tahun depan,” tukas perempuan yang juga pengusaha ini.