REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Tsunami menjadi bencana alam yang menghantui negara-negara yang berdampingan langsung dengan laut, seperti Jepang dan Indonesia.
Dari kesamaan tersebut, Jepang meminta dukungan Indonesia untuk menjadikan tanggal 5 November sebagai hari tsunami internasional.
"Mereka menawarkan 5 November, tapi kita bisa menawarkan hari lain, karena kita juga memiliki memori yang dalam pada tsunami di Aceh pada 26 Desember," ujar Ketua Dewan Perwakilan Daerah (DPD) RI Irman Gusman setelah pertemuan dengan Ketua Liga Parlemen Jepang - Indonesia Toshihiro Nikai di Kompleks Parlemen, Jakarta, Selasa (24/11).
Irman menyatakan tanggapan positif tentang pengusulan hari tsunami internasional. Terlebih lagi Indonesia memiliki cerita cukup dalam dengan bencana alam yang terjadi pada tahun 2004 di Aceh.
Permasalahan tanggal yang diajukan Jepang, menurut anggota DPD RI perwakilan Sumatra Barat itu tidak terlalu dipersoalkan dan dapat dibicarakan kembali. Karena baik Jepang mau pun Indonesia memiliki alasan yang kuat dengan tanggal yang ingin diajukan.
"Tentu kita memperingati tidak hanya seremonial, tapi paling penting meningkatlan kerja sama," kata Irman Gusman.
Dia menegaskan, pembicaran seputar kesepakatan hari tsunami internasional akan menjadi momen bersama untuk membagi teknologi seputar penanganan bencana tersebut.
Diharapkan nantinya Indonesia dapat memiliki kesiapan menangani bencana seperti spa yang dilakukan oleh negeri sakura.