REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA-- Ketua DPD RI Irman Gusman mengatakan Indonesia merupakan negara demokrasi terbesar ketiga di dunia. Namun sayangnya kualitas demokrasi Indonesia belum memuaskan. Dalam konteks ekonomi, salah satu syarat yang belum dipenuhi oleh Indonesia dalam berdemokrasi adalah lemahnya pemanfaatan kesempatan ekonomi dan masih kurangnya kesadaran kewirausahaan.
Hal tersebut menyebabkan adanya kesenjangan ekonomi di masyarakat Indonesia. Untuk mengatasi solusi tersebut, dibutuhkan keberadaan dari enterpreneur (wirausaha) yang profesional dalam menciptakan dan memanfaatkan berbagai peluang usaha untuk memajukan perekonomian Indonesia.
Menurut Ketua DPD RI, Irman Gusman, meski demokrasi telah memberikan ruang yang luas bagi pertumbuhan ekonomi, termasuk desentralisasi dan otonomi daerah serta berbagai perluasan kesempatan usaha, namun ruang itu belum dapat dimanfaatkan semua orang. Hanya sebagian kecil kelompok masyarakat yang mampu terus mengembangkan kekayaannya secara luar biasa.
“Salah satu kelemahan menonjol demokrasi Indonesia adalah rendahnya jaminan terhadap hak-hak sipil dan kapasitas kelembagaan serta budaya politik. Akibatnya adalah adanya politik kartel, politik uang, dinasti dan sebagainya,” ucap Irman saat Dies Natalis Tanri Abeng University ke-5 dan Ulang Tahun Tanri Abeng ke-70, Jakata, Senin (7/3).
Senator dari Sumatera Barat tersebut menambahkan, wajah serupa juga terlihat dalam bidang ekonomi. Meskipun demokrasi memberikan ruang yang luas berupa desentralisasi, otonomi daerah dan berbagai perluasan kesempatan berusaha, namun ruang itu tidak bisa dimanfaatkan semua orang. “Sebagian orang kecil saja yang kemudian berhasil tumbuh dan mengembangkan kekayaannya secara luar biasa,” bebernya.
Dalam konteks ekonomi, salah satu syarat yang belum dipenuhi oleh Indonesia dalam berdemokrasi adalah lemahnya pemanfaatan kesempatan ekonomi dan masih kurangnya kesadaran kewirausahaan. Menurut Irman, dunia pendidikan perlu menggeser pola ajarnya yang sebelumnya hanya menitikberatkan pada aspek kognitif menjadi pendidikan yang berbasis pembentukan karakter, termasuk karakter kewirausahaan.
“Dunia pendidikan perlu didorong untuk memberikan kontribusi nyata dalam membangun dunia bisnis dan perekonomian di tanah air, terutama untuk mewadahi tumbuhnya pengusaha kecil dan mikro,” ujarnya.
Untuk itu, Irman berharap Tanri Abeng University mampu meningkatkan entrepreneur untuk kepantingan bangsa dan negara. Walaupun jumlah entrepreneur masih terbatas, namun hal ini dinilai penting untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
“Ekonomi bisa terbangun asalkan entrepreneur bisa meningkat. Untuk itu saya menaruh harapan besar kepada Tanri Abeng University untuk menciptakan entrepreneur yang berkualitas untuk kemajuan Indonesia,” kata Irman.
Irman juga menyinggung pentingnya membangun kesadaran akan potensi bangsa Indonesia yang luar biasa. Indonesia adalah emerging countries yang punya sumber daya alam, sumber daya geografi, sumber daya hayati, sumberdaya manusia hingga pasar yang sangat besar. “Namun, potensi itu tidak akan berdampak signifikan bagi kemajuan Indonesia jika kita tidak punya jiwa entrepreneur yang cukup yang diselenggarakan atas dasar demokrasi ekonomi dan pemerataan kesempatan,” jelas dia.
Tanri Abeng selaku rektor Tanri Abeng University (TAU) sendiri mengapresiasi Irman Gusman yang sebelumnya sebagai pengusaha dan sekarang menjadi negarawan. “Ketua DPD RI adalah seorang negarawan yang memulai sebagai seorang entrepreneur, dan memberikan perspektif entrepreneur dalam era demokrasi dalam perspektif politik, sehingga mampu mempunyai sudut pandang untuk memajukan bangsa,” ujarnya.