REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Dunia dikejutkan oleh upaya kudeta militer terhadap Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan pada Jumat (15/7), meski akhirnya berhasil digagalkan. Kegagalan kudeta tersebut dinilai merupakan kemenangan demokrasi.
Ketua Dewan Perwakilan Daerah (DPD) RI, Irman Gusman mengakui tidak mudah menjalankan demokrasi ditengah masyarakat mayoritas Islam. Banyak negara-negara Islam yang tidak berhasil menjaga kedamaian karena adanya pertentangan.
"Memang eksperimen demokrasi tidak mudah ditengah kultur Islam kuat," ujar Irman dalam orasi kebangsaan di hadapan peserta Muktamar ke-3 Wahdah Islamiyah, di Asrama Haji Pondok Gede, Jakarta Timur, Ahad (17/7) malam.
Dia mengatakan, demokrasi memberikan orang hak sama. Baik dari sisi politik, ekonomi dan hukum. Dia pun menuturkan bahwa demokrasi tidak harus sama disetiap negara. Demokrasi juga bukan persoalan saling memenangkan.
Namun, Dia bersyukur atas demokrasi yang dijalankan Indonesia. Menurutnya, demokrasi Indonesia mampu membawa kedamaian. "Ini perlu disyukuri, Indonesia memang dilahirkan plural," kata dia.
Karena itu, Irman mengimbau masyarakat terus menjaga demokrasi. Hubungan antar sesama harus dibangun dengan kuat. Irman menyadari hingga kini masih banyak pekerjaan rumah yang perlu dilakukan terkait jalannya demokrasi. Meskipun cukup mampu menciptakan kedamaian. Islam sebagai kekuatan besar di Indonesia, kata dia, perlu disyukuri. Dia menegaskan, tidak banyak negara dengan mayoritas Islam sejalan dengan sistem demokrasi.