REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA --Ketua DPD RI Oesman Sapta mendorong penguatan dan perluasan kerjasama bilateral Indonesia - Kuba di berbagai bidang. Hal ini disampaikan Ketua DPD RI saat menerima audiensi (kunjungan kehormatan) Duta Besar (Dubes) Kuba untuk Indonesia Nirsia Castro Guevara di ruangan kerjanya, Senayan, Jakarta, Kamis (15/6).
Oesman didampingi Haripinto Tanuwidjaja, Ketua Badan Kerja Sama Parlemen (BKSP) DPD RI dan Sudarsono Hardjosoekarto, Sekjen DPD RI. Oesman mendukung peningkatan hubungan ekonomi, terutama perdagangan, karena dampak embargo Amerika Serikat. Apalagi, sejak tanggal 22 Januari 1960 Indonesia dan Kuba membuka hubungan bilateral. Pembukaan hubungan dimulai saat Presiden Sukarno melakukan lawatan bersejarah ke Havana. Lawatan tersebut membuka pintu gerbang hubungan kedua negara.
“Kerjasama erat antarkedua negara telah terjalin lama," kata dia.
Khusus di bidang olahraga, Oesman meminta Kuba bisa terus membantu Indonesia dalam mengembangkan metode pelatihan kepada atlet-atlet tinju dan voli. Bantuan pelatihan diperlukan karena Kuba dikenal melahirkan banyak atlet berkualitas di cabang olahraga tersebut.
Selain itu, Oesman menyinggung pencalonan Indonesia sebagai anggota lembaga-lembaga dunia di bawah PBB dan forum-forum internasional seperti anggota Organisasi Maritim Internasional di London, dan anggota Mahkamah Maritim Internasional di Den Haag.
Dalam kesempatan itu, Nirsia menyingung, selama 57 tahun hubungan bilateral Indonesia - Kuba, banyak peluang memperkuat dan memperluas hubungan diplomatik kedua negara. Kedua negara telah banyak melakukan upaya dalam membangun dan menjaga hubungan tersebut. “Saya berharap kita melakukan lebih banyak upaya,” ujarnya.
Pemerintah Kuba membuka tangan lebar untuk investasi asing, terutama Indonesia. Nirsia dalam kesempatan ini juga meminta kepada pemerintah Indonesia meningkatkan hubungan ekonomi. Saat ini di negara Kuba sedang membuka investasi asing. Indonesia diharapkan dapat membuka investasi di bidang industri kertas di Kuba.