REPUBLIKA.CO.ID, YINCHUAN--Sebanyak ribuan muslim China dari berbagai kota merayakan tradisi berkurban pada Selasa (16/11) dan Rau (17/11). Di utara barat China, Ningxia Hui, yang merupakan wilayah otonom, Liu Wenming 76 tahun memeriahkan perayaan berkurban di Masjid Nanguan, di pusat kota, Yinchuan, Rabu pagi, dengan hampir sekitar 10 ribu muslim.
"Anak saya, laki-laki dan perempun, serta cucu saya datang dari berbagai wilayah di Ningxia untuk meramaikan acara makam bersama yang dihadiri para keluarga. Kemudian kami mengunjungi beberapa kerabat dan teman," ujar Liu.
Di provinsi Qinhai, yang juga masuk dalam wilayah utara barat, banyak dari muslim makan bersama di Masjid Dongguan yang berlokasi di pusat kota Xining sebelum pukul 08.00 pagi waktu setempat, Selasa (16/11). Sekitar pukul 09.00, jalan-jalan di sekitar masjid telah tertata rapi meja yang dijajarkan panjang.
Sekitar sepuluh etnis di China, termasuk Hui, Uygur, Dongxiang dan Bao'an, merayakan festival kurban, tetapi mereka merayakannya pada hari yang berbeda. Beberapa merayakannya pada Selasa, sementara lainnya pada Rabu. Waktu perayaannya tergantung pada tradisi masing-masing etnis di China.
Festival kurban, yang juga merupakan idul kurban, yang dirayakan seluruh umat Islam merupakan bentuk pengurbanan, keyakinan dan ketaatan terhadap Allah SWT. Salah satu perayaannya adalah dengan menyembelih hewan seperti sapi, kambing, dan domba, serta membagikannya dalam tiga bagian.
Bagian pertama akan dikonsumsi untuk keluarga. Bagian kedua diperuntukkan kepada beberapa kerabat dan teman. Dan bagian yang terakhir diperuntukkan bagi mereka yang berhak atau disumbangkan. Muslim di China berkisar 20 miliar penduduk. Beberapa diantaranya berada di wilayah Xinjiang, Ningxia, Gansu, Qinghai, Yunnan, Shaanxi, Inner Mongolia dan Henan.