Selasa 20 Dec 2011 14:05 WIB

Dzikir Nasional Menanti Kehadiran Pemuda

Rep: Agung Sasongko/ Red: Chairul Akhmad
Dzikir Nasional di Masjid At-Tin, Taman Mini Indonesia Indah, Jakarta.
Foto: Republika/Yogi Ardhi Cahyadi
Dzikir Nasional di Masjid At-Tin, Taman Mini Indonesia Indah, Jakarta.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Sudah menjadi tradisi keluarga besar Harian Republika menggelar acara Dzikir Nasional sebagai bentuk rasa syukur, introspeksi dan perayaan pergantian tahun. Acara ini membawa semacam gebrakan di tengah kesia-siaan dalam sebuah perayaan pergantian tahun.

Wasekjen Majelis Ulama Indonesia (MUI), Tengku Zulkarnaen, mengatakan Islam tidak pernah mengajarkan kesia-siaan dalam menghadapi atau merayakan sebuah peristiwa besar. Islam justru mengajak untuk bersikap mawas diri, menunjukkan rasa syukur dan harapan kepada yang Maha Kuasa untuk menggapai kehidupan yang lebih baik.

"Dzikir Nasional selama 10 tahun berimplikasi postif. Bayangkan, ratusan ribu orang berkumpul dan berdzikir dalam suasana positif dan penuh kasih sayang segera menghilangkan masalah kesia-siaan dan perilaku mubazir," kata dia saat berbincang dengan Republika Online, Kamis (15/12).

Menurut pengamatan Tengku, Dzikir Nasional ini berhasil merangkul berbagai lapisan masyarakat. Namun, ia mengharapkan kehadiran pemuda lebih banyak lagi dalam acara tersebut. Sebab, melalui acara ini, para pemuda akan menemukan inspirasi dan semangat baru untuk lebih dekat dengan sang pecipta, agama, keluarga dan saudara.

"Dzikir menurut saya solusi utama menyelesaikan persoalan bangsa dan umat Islam, khususnya para pemuda," pungkas dia.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement