REPUBLIKA.CO.ID, PURWAKARTA -- Perkembangan teknologi informasi khususnya internet menjadi perhatian khusus di hampir semua negara, demikian juga di Indonesia. Negara maya tanpa presiden dengan penduduk sekitar dua milyard ini menimbulkan berbagai efek, baik yang positif maupun negative.
Telkom bekerjasama dengan Harian Republika mengajak para santri dan ustad untuk menyebarkan "virus" positif di dunia internet dengan menggelar pelatihan internet di pondok pesantren Al-Muhajirin - Purwakarta - Jawa Barat 26-27 Oktober 2011. Dengan mengusung tema ''Putihkan Internet '' pelatihan ini melibatkan 100 peserta terdiri dari 75 santri dan 25 ustadz, berasal dari lebih 30 pondok pesantren yang ada di Kabupaten Purwakarta dan sekitarnya.
Pelatihan yang dibuka oleh Bupati Purwakarta Dedi Mulyadi ini merupakan pelatihan tahap ke tiga angkatan kelima sebagai program Corporate Social Responsibility (CSR) PT Telekomunikasi Indonesia Tbk dan Harian Republika.
Dalam sambutannya Dedi mengatakan pihaknya mengapresiasi acara ini. Kegiatan ini merupakan langkah positif dalam mengubah paradigma pondok pesantren termasuk santrinya. Namun, yang pasti kultur (kebiasaan) di dalam lingkungan ponpes jangan pernah berubah.
Diakui Dedi, saat ini sudah banyak para da'i, ustadz dan ustadzah yang berdakwah melalui teknologi komunikasi. Dakwah secacara door to door sudah tak lagi efektif. Namun, cara dakwah yang efektif adalah melalui internet. "Dakwah dengan internet, tanpa harus mengetuk pintu, tapi sudah langsung masuk dan tepat sasaran," paparnya. Dakwah jaman sekarang tidak perlu lagi dengan simbul-simbul islam namun rohnya harus Islami, contohnya Republika, lanjut Dedi yang ketika itu mengenakan pakaian adat Jawa Barat serba putih lengkap dengan tutup kepala.
Dra. Hj. Euis Marfu’ah, MA selaku pimpinan Pondok Pesantren Al-Muhajirin mengatakan “Kami merasa prihatin jika para santri belum mengenal internet. Sementara berdakwah rahmatan lil alamin tidak harus terus-menerus bergelut dengan agama, berdakwah melalui Internet bisa menjadi cara efektif".
Oleh karena itu kami ucapkan terimakasih kepada Telkom dan Republika yang telah menghidupkan dan menyi’arkan dakwah melalui duni maya ini dan para santri harus bisa melihat perkembangan ilmu pengetahuan, semoga dengan pelatihan ini kita bisa membentuk silaturahim yang kuat, lanjut Euis.
Muhammad Najib, Manajer Area Telkom CS Karawang - Purwakarta, dalam sambutannya menegaskan bahwa perkembangan teknologi tidak bisa dipungkiri. Salah satunya dengan merebaknya perkembangan internet. Akan tetapi, internet seperti mata pisau yang tajam. Jika bisa menggunakannya, pisau ini bisa bermanfaat. Sebaliknya, bila tak bisa menggunakan maka akan menjadi musibah bagi penggunanya. Untuk meminimalisir dampak negatifnya, Telkom telah berusaha memblok sejumlah konten negatif dengan bantuan teknologi. Ke depan, Telkom dan Harian Republika akan terus bekerjasama untuk mengembangkan dan menyesuaikan kebutuhan masyarakat terhadap kecanggihan teknologi, lanjut Najib.
Pelatihan selama dua hari itu juga menghadirkan blogger sukses dari Semarang Muhammad Rijal AR Sutadiredja atau populer dengan panggilan Bang Zenk di komunitas blogger. Bang Zeng memberi rumus-rumus untuk dapat menjadikan blog sebagai kran penghasil uang, bahkan pria yang pernah mendapat beasiswa keluar negeri ini sekarang hanya menekuni bisnis di internet. Dan hasilnya lumayan, katanya sambil menampilkan perkembangan penghasilannya di internet di depan para peserta pelatihan.
Pengajar lain yang tak pernah absen setiap event santri indigo digelar adalah Gilang Ramadhan. Drummer kawakan ini tak henti-hentinya mengajak para santri untuk berkreasi di jaman digital ini. Bermain musik misalnya tidak harus dengan perlatan musik yang mahal, yang penting kita bisa membuat berbagai kreasi. Dalam kesempatan itu GIlang mencontohkan alat musik sederhana rebana dan botol galon bekas tempat air mineral. Bisa ditebak, GIlang kebanjiran pertanyaan dari peserta ketika sesi tanya jawab, bahkan ketika Gilang mencoba performance dengan dua alat sederhana itu, tak henti-hentinya para peserta tepuk tangan.
Untuk memberi wawasan perkembangan teknologi, Hartono dari Telkom Jakarta membawakan materi tentang tren perkembangan teknologi informasi. Hartono juga memaparkan berbagai program Telkom untuk memajukan teknologi internet di Indonesia dari sisi konten dan teknologi.
Pemateri dari Republika Online, Slamet Riyanto, mengatakan dari 1.550 alumni pelatihan santri indigo, 1.200 di antaranya masih aktif menulis di blog. Hal ini merupakan indikator keberhasilan kegiatan pelatihan ini. "Para santri ini, ujung tombak keberhasilan memutihkan internet," katanya.
Dalam kesempatan yang sama juga dipaparkan tentang upaya Telkom untuk mengisi dan mengakomodir konten-konten Islami melalui web speedy taqwa. Web yang di disain secara interaktif ini diisi dengan konten-konten dan aplikasi Islami kata Deden sebagai pemateri dari Telkom. (S.Riyanto)