REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA-- Rutinitas sehari-hari kadang membuat pikiran terasa penat. Liburan di saat akhir pekan adalah solusi yang bisa membuat pikiran kita kembali lebih segar. Wisata dengan objek alam, pegunungan, kadang bisa mengembalikan energi yang selama seminggu terkuras di tempat kerja.
Tapi saat ini, kita tidak perlu menghabiskan waktu mencari objek alam untuk berlibur. Namun alamlah yang dibawa kerumah kita dengan cara yang cukup mudah tanpa merubah interior dari tempat tinggal.
Inilah konsep yang digagas oleh Ridwan Kamil seorang arsitek yang dikenal sangat peka terhadap lingkungan. Karya-karya arsitekturnya bukanlah tipikal bangunan megah yang “sombong”, tetapi bangunan yang mewadahi ruang publik untuk masyarakat umum.
Dalam acara workshop "Urban Farming" yang diselenggarakan di Epicentrum Walk, beberapa waktu lalu, Kang Emil bersama komunitas Indonesia Berkebun berbagi informasi kepada para hadirin tentang cara menciptakan lahan hijau di rumah masing-masing.
"Siapapun pasti bisa memiliki lahan hijau dirumahnya masing-masing. Dengan peralatan yang mudah didapat dan terjangkau, yang terpenting adalah kemauan dari diri sendiri dulu. Bayangkan saja jika hasil penen dari tanaman yang kita tanam melimpah, itu bisa dijual lo, dan otomatis jadi dapat income tambahan kan," ungkap kang Emil.
Kang Emil menjelaskan, lahan sesempit apapun pasti bisa dijadikan tempat kita bercocok tanam. Memakai pot pot yang berukuran kecil, atau botol-botol bekas, dan masih banyak lagi.
"Biasanya dirumah kan ada tembok garasi yang berbatasan langsung sama tetangga. Nah, dari pada polos aja, mending dimanfaatin. Bisa aja taruh benih di pot kecil, atau kaleng kecil dan disangkutin pakai kawat gitu. Kalau ga mau repot, suruh aja tukang untuk pengaturan dan pemasangannya," jelas Kang Emil.