Jumat 13 Aug 2010 08:19 WIB

Lawan Stres dan Obesitas dengan Jalan Kaki ke Sekolah

Rep: Agung Sasongko/ Red: irf
Ilustrasi
Foto: Musiron/Republika
Ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, LONDON--Materi pelajaran kian rumit dan tekanan agar berprestasi makin tingggi. Belum lagi padatnya arus lalu lintas menjadikan anak-anak mudah stres dan sakit. Sebuah riset yang digagas University of  Buffalo mengungkap berjalan kaki menuju sekolah bisa mengurangi tingkat stres anak ketika bersekolah.

Riset juga mengungkap bila anak berjalan ke sekolah dengan jarak satu mil atau setara 1,9 km dapat meminimalkan resiko jantung dan tekanan darah tinggi yang berujung pada penyakit kardiovaskular. Pemimpin riset, Professor James Roemmich menjelaskan penyakit kardiovaskular dimulai ketika seseorang memasuki masa anak-anak.

Pihaknya mengaku telah berhasil menemukan cara untuk menghentikan atau memperlambat proses itu sehingga bernilai penting bagi seseorang. "Saya pahami bahwa aktivitas fisik secara efektif memberikan perlindungan terhadap pengembangan penyakit kardiovaskular. Dan satu cara untuk menanggulangi itu adalah mengurangi reaksi terhadap stres," kata dia seperti dikutip dailymail, Kamis, (12/8).

Secara terpisah, CEO Living Street, sebuah lembaga pemerhati pedestrian di Inggris, Tony Amstrong mengatakan riset terbaru ini memberikan kekuatan baru bagi pihaknya untuk merekomendasikan berjalan kaki sebagai aktivitas rutin sehari-hari. "Berjalan merupakan aktivitas yang ramah lingkungan, murah, dan berpengaruh besar terhadap kesehatan seseorang. Hal ini tentu sangat bermanfaat bagi anak-anak sekolah," ungkapmya.

Amstrong menambahkan dari riset sebelumnya yang digagas Kementrian Transportasi mencatat 9 dari 10 guru melaporkan anak-anak yang berjalan kaki ke sekolah memiliki tingkat konsentrasi yang lebih baik ketimbang anak-anak yang berangkat ke sekolah berkendaraan. Dalam riset sebelumnya, Professor Roemmich bersama koleganya melibatkan kelompok anak-anak sekolah yang terdiri dari 20 pria dan 20 perempuan dengan rentang usia 10 tahun hingga 14 tahun.

Oleh peneliti, setengah dari mereka duduk di kursi dengan menyaksikan tayangan tentang sebuah rumah yang diakhiri dengan gambar sekolah. Tayangan itu berdurasi 10 menit. Dalam tayangan itu diberikan narasi tentang apa yang harus dilakukan saat perjalanan itu berikut informasi tentang manfaat yang diperoleh.

"Stres disebabkan oleh persepsi awal. Jika, Anda bisa memperbaiki persepsi itu, Anda akan mengurangi tingkatan stres. Hasil riset menunjukan, kinerja jantung yang menurun dan tingginya tekanan darah merupakan efek daris stres. Olahraga membantu seseorang sekalipun hanya menahan respons awalnya," paparnya. Karena itu, Professor Roemmich mengharapkan orang tua dan guru bisa mensosialisasikan berjalan kaki ke sekolah.

Malas jalan kaki

Kendati telah direkomendasikan untuk berjalan kaki pada riset sebelumnya, Amstrong melihat angka anak yang berjalan kaki ke sekolah cenderung sedikit. Bahkan dalam dua dekade belakangan, angka anak ke sekolah cenderung menurun.

"Sebuah kejutan di mana 43 persen anak-anak menggunakan kendaraan pribadi ke sekolah, sekalipun jarak antara sekolah dan rumah hanya 20 menit dengan berjalan kaki," kata dia. Lantaran mengkhwatirkan, Amstrong meminta pemerintah agar memperhatikan masalah ini. Ia khwatir dalam 2050 mendatang, anak-anak bakal terancam obesisitas.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement