REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON - Soda diet mungkin bermanfaat untuk merampingkan pinggang, tetapi orang yang meminumnya setiap hari mungkin memiliki risiko tinggi terhadap serangan jantung dan stroke. Hal itu terungkatp dalam sebuah penelitian terbaru di Amerika Serikat.
Meskipun para peneliti tersebut, yang karya mereka muncul dalam 'Journal General Internal Medicine', mendapati bahwa orang dewasa yang berusia lebih tua dan minum soda diet setiap hari, 44 persen lebih berpotensi menderita serangan jantung, penelitian tersebut tidak membuktikan bahwa minuman bebas gula itu saja adalah satu-satunya penyebabnya.
Mungkin ada hal-hal lain tentang pecinta soda diet yang dapat menjelaskan hubungan tersebut, kata ketua peneliti Hannah Gardener dan tim-nya, dari Sekolah Kedokteran Universitas Miami Miller.
"Apa yang kami lihat adalah suatu hubungan. Orang-orang ini mungkin cenderung memiliki kebiasaan yang tidak sehat," katanya. Demikian dilansir reuters, Senin (20/2).
Hannah dan rekan-rekannya berusaha untuk menjelaskan tentang hal tersebut, mereka menyatakan bahwa orang yang setiap hari minum soda diet cenderung lebih gemuk dan lebih sering memiliki faktor resiko jantung seperti tekanan darah tinggi, diabetes dan kadar kolesterol tidak sehat.
Hannah dan timnya mempelajari 2.564 orang dewasa yang berusia 69 tahun ke atas di Kota New York pada awal studi tersebut. Satu dekade berikutnya, 591 pria dan wanita mengalami serangan jantung, stroke atau meninggal karena penyebab kardiovaskular - termasuk 31 persen orang dari 163 orang yang meminum soda diet setiap hari pada awal penelitian.
Secara keseluruhan, konsumsi soda diet setiap hari dikaitkan dengan 44 persen peluang lebih tinggi terhadap serangan jantung atau stroke, dibandingkan dengan 22 persen pada orang yang jarang atau tidak pernah meminum soda diet tetapi mengalami serangan jantung atau stroke.
Hannah mengatakan bahwa meskipun soda diet itu sendiri memberikan kontribusi bagi resiko kesehatan, maka tidak jelas bagaimana caranya.
Beberapa penelitian pada tikus menunjukkan bahwa pemanis buatan dapat meningkatkan asupan makanan dan berat badan, tapi apakah hasil tersebut dapat diterjemahkan ke tubuh manusia belum diketahui.
"Saya tidak berpikir orang harus mengubah perilaku mereka berdasarkan studi ini," kata Hannah, yang mencatat bahwa studi lebih lanjut diperlukan untuk mengkonfirmasi hubungan antara soda diet dan masalah kardiovaskular.