REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA - Kulit yang mengalami peradangan akibat terkena serangga Tomcat jangan diolesi minyak angin atau balsem agar tak terjadi iritasi yang lebih parah. Saran itu disampaikan pakar penyakit kulit dari Universitas Gadjah Mada Yogyakarta Niken Indrastuti.
"Kulit yang mengalami peradangan atau dermatitis perlu dikompres dengan air dingin," kata dokter spesialis penyakit kulit dan kelamin itu di Yogyakarta, Jumat (23/3).
Menurut dia tindakan pertama yang harus dilakukan jika terkena serangga Tomcat atau kumbang Paederus itu adalah dengan mencuci bagian tubuh yang bersentuhan dengan serangga tersebut menggunakan air atau sabun.
"Pengobatan bisa dilakukan dengan mengoleskan salep Hydrocortisone pada daerah yang terluka. Namun, tidak semua kasus dapat diobati dengan Hydrocotisone, tergantung dari besaran dan tingkat keparahan iritasi," katanya.
Ia mengatakan, jika kondisi luka memburuk sebaiknya penderita langsung dibawa ke rumah sakit atau dokter "Sebenarnya racun itu tidak berbahaya, tidak mematikan. Bahayanya jika ada kuman yang masuk pada kulit yang terluka akan menyebabkan infeksi sekunder," katanya.
Menurut dia, penyakit yang terjadi karena racun paederin itu merupakan penyakit yang ditularkan melalui kontak dengan kulit. "Selain menyentuh secara langsung kumbang Paederus, penularan dapat terjadi melalui kontak dengan barang-barang yang digunakan penderita seperti handuk dan pakaian," katanya.
Ia mengatakan, untuk meminimalkan penularan, masyarakat sebaiknya menjaga kebersihan dengan tidak menggunakan barang-barang yang telah terkena racun paederin. "Jadi, masyarakat sebaiknya jangan memakai handuk yang telah digunakan untuk mengelap atau mengkompres luka penderita karena akan menularkan racun paederin," kata Niken.