Kamis 23 Nov 2023 15:49 WIB

Polusi dan Cuaca Rupanya Bisa Buat Kulit Gatal, Lakukan Ini untuk Mencegahnya

Polusi secara langsung dapat merusak fungsi barrier kulit.

Rep: Meiliza Laveda/ Red: Natalia Endah Hapsari
Polusi udara bisa meningkatkan risiko kanker kulit karena dapat masuk ke kulit melalui penumpukan partikel polusi di permukaan kulit dan diserap folikel rambut serta kelenjar keringat.
Foto: republika
Polusi udara bisa meningkatkan risiko kanker kulit karena dapat masuk ke kulit melalui penumpukan partikel polusi di permukaan kulit dan diserap folikel rambut serta kelenjar keringat.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Generasi Z atau yang biasa dikenal Gen Z saat ini menjadi kelompok yang paling banyak jumlahnya di Indonesia. Menurut hasil Sensus Penduduk tahun 2020, jumlah Gen Z bisa mencapai 75,49 juta jiwa atau setara dengan 27,94 persen.       

Ini berarti penduduk Indonesia didominasi oleh usia produktif, yang lahir mulai dari tahun 1997-2012. Di tengah aktivitas padat, mereka termasuk kelompok yang rentan terkena masalah kulit, seperti gatal.

Baca Juga

Spesialis Dermatologi dan Venereologi Klinik Pramudia dr. Amelia Soebyanto mengatakan kulit gatal merupakan sensasi tidak nyaman pada kulit yang dirasakan oleh seseorang dan menimbulkan keinginan untuk menggaruk.

Hal ini akan berdampak negatif secara psikologi dan kehidupan seseorang. Gatal bisa dikatakan sebagai keluhan kulit terbanyak pada praktik dokter spesialis kulit dan kelamin. Terlebih, kondisi cuaca dan polusi ekstrem saat ini.

“Polusi secara langsung dapat merusak fungsi barrier kulit yang berpengaruh terhadap kekambuhan beberapa penyakit kulit yang sudah ada sebelumnya, seperti eksim atopik. Ini merupakan kelainan kulit di mana terdapat gangguan pada barrier kulit dan diperparah dengan sensitivitas respon imun yang lebih tinggi terhadap bahan iritan,” kata Amelia, Rabu (22/11/2023).

Faktor yang memperberat gejala eksim atopik ini adalah perubahan suhu, kelembapan, dan paparan sinar. Selain eksim atopik yang juga ditandai dengan gatal, beberapa kelainan kulit yang bisa timbul dari cuaca dan polusi ini adalah jerawat, psoriasis, dan kelainan pigmentasi kulit seperti flek wajah maupun di tangan.

Lebih bahayanya lagi, polusi juga bisa meningkatnya risiko kanker kulit. Ini lantaran polusi dapat masuk ke kulit melalui penumpukan partikel polusi di permukaan kulit dan diserap oleh folikel rambut serta kelenjar keringat. Beberapa di antaranya akan bersirkulasi dalam plasma yang kemudian masuk ke lapisan kulit yang lebih dalam.

Polusi yang masuk kemudian menghasilkan radikal bebas yang akan menurunkan kemampuan antioksidan kulit baik secara enzimatik maupun non-enzimatik (vitamin E, vitamin C dan glutation). Barier kulit yang rusak ini kemudian akan menyebabkan hilangnya air dalam jumlah banyak pada kulit. “Kulit akan relatif lebih kering dan mudah mengalami peradangan dan menimbulkan keluhan gatal,” ujarnya.

Oleh karena itu, ada sejumlah hal yang perlu diperhatikan Gen Z saat melakukan kegiatan di luar ruangan. Menurut Amelia, kerusakan kulit seperti gatal dapat dicegah dengan melakukan perawatan rutin pada kulit. Misalnya, rutin membersihkan kulit minimal dua kali sehari dengan sabun yang lembut, menggunakan pelembab dan tabir surya, serta jika perlu mengonsumsi suplemen yang sesuai dengan jenis kulit penderitanya. “Minum air putih akan membantu memberikan kelembapan terhadap kulit yang kering. Selain itu, mengurangi paparan dengan polusi seperti mengurangi aktivitas di luar rumah dan menggunakan masker juga tidak kalah penting,” ucapnya. 

 

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement