REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Sebuah studi yang dipublikasikan American Journal of Medicine edisi September, melaporkan kandungan daging dalam chicken nuggets yang dijual di dua jaringan waralaba makanan siap saji populer di AS hanya 40 sampai 50 persen.
Sisanya, menurut para peneliti adalah lemak, kulit, jaringan, urat, pembuluh darah dan bagian-bagian tulang." Meski bisa dimakan, bahan-bahan tersebut bukan pilihan yang baik, ujar Dr. Richard deShazo, profesor obat-obatan, kedokteran anak dan imunologi di Pusat Medis University of Mississippi, seperti dikutip voanews.com, Jumat (25/10).
Daging ayam adalah salah satu sumber terbaik protein yang ada, ujar de Shazo, sehingga para dokter sering mendorong pasien-pasiennya untuk memakannya.
"Tapi yang terjadi adalah, beberapa perusahaan yang memilih menggunakan adonan campuran bagian-bagian ayam buatan dibandingkan daging ayam putih yang rendah lemak, kemudian menggorengnya dan masih menyebutnya ayam. Padahal itu sisa-sisa ayam yang tinggi kalori, garam, gula dan lemak dan sangat tidak sehat. Lebih parah lagi, rasanya enak dan anak-anak menyukainya dan dipasarkan untuk mereka," ujarnya.
Dewan Ayam Nasional (NCC), sebuah asosiasi pedagang nasional nirlaba yang mewakili industri ayam di AS mengatakan penelitian itu hanya mengambil sampel dua restoran, sehingga tidak mewakili miliaran nuggets yang dibuat setiap tahun.
Ashley Peterson, wakil presiden NCC, mengatakan para anggota NCC menggunakan bahan-bahan berkualitas dan mematuhi semua aturan keamanan makanan dalam membuat nuggets. “Nuggets ayam merupakan sumber protein yang baik, terutama untuk anak yang susah makan," ujarnya.