REPUBLIKA.CO.ID, Dalam waktu dekat kongres obesitas akan digelar di Kuala Lumpur. Mengacu data WHO, hampir 48 persen penduduk malaysia mengalami berat badan berlebih atau obesitas.
Rekomendasi kesehatan dari seluruh dunia mengajak orang-orang untuk mengurangi pasokan makanan yang mengandung karbohidrat tinggi untuk pengelolaan berat badan yang lebih baik.
Stevia menyediakan solusi aman melalui pemanis nol kalori yang dibuat dari bahan-bahan alami yang aman dan cocok untuk digunakan oleh seluruh anggota keluarga.
Jenis pemanis ini merupakan hasil ekstraksi tanaman stevia yang telah berabad-abad digunakan sebagai pengganti gula alami di seluruh dunia, dan keamanan gula hasil ekstraksi tanaman stevia ini telah terjamin dan teruji untuk dikonsumsi manusia melalui berbagai riset ilmiah yang ketat.
Tanaman Stevia merupakan asli Amerika Selatan. Stevia pertama kali dikonsumsi lebih dari 200 tahun lalu di sana sebagai pemanis minuman. Secara tradisional Stevia sering disebut herbal manis. Stevia lalu dikeringkan dan digunakan sebagai pemanis minuman hingga obat-obatan.
Tanaman ini pertama kali diteliti secara ilmiah pada 1899 di Paraguay. Penggunaan Stevia secara komersil pertama dikenalkan di Jepang pada 1970. Hingga kini, Jepang masih banyak menggunakan Stevia sebagai pengganti gula.
Rasa manis dari Stevia bisa 400 kali lebih dari gula. Rasa manis tersebut didapat dari daun Stevia.
Konsumsi Stevia pun baik bagi penderita diabetes serta tentunya anak-anak.
Selain mengurangi asupan kalori, Stevia tidak mengandung karbohidrat atau glycemic load (alias ukuran efek karbohidrat pada kadar gula darah). Karena itu Stevia bisa membuat penderita diabetes menikmati rasa manis tanpa mengganggu glukosa darah dan kadar insulin.
Stevia juga bisa menjadi pemanis alami dalam keseharian anak-anak dan dewasa. Sebab, rasa manis alaminya tidak mengandung kalori.