REPUBLIKA.CO.ID, Studi terbaru menunjukkan, terlalu banyak berkutat dengan telepon genggam bisa merusak kapasitas otak.
Mereka yang menghabiskan waktu di depan layar telepon genggamnya, berganti-ganti antara melihat aplikasi, situs, dan hal lain di telepon genggamnya cenderung punya lebih sedikit bagian abu-abu di bagian otak. Tepatnya di anterior cingulate cortex.
Kecenderungan yang sama namun tidak ditemukan pada mereka yang tidak hobi melakukan multi tasking dengan telepon genggamnya.
Studi tersebut, seperti dikutip dari Shape, Kamis (9/10), dilakukan di Inggris dan Singapura.
Bagian abu-abu merupakan sel otak. Semakin sedikit bagian abu-abu erat kaitannya dengan kelainan kognitif dan kemampuan mengontrol emosi, seperti depresi dan kecemasan berlebihan. Demikian ujar Kep Kee Loh, peneliti dari Duke-NUS Graduate Medical School.
Studi lain mengatakan, melompat-lompat dari satu hal ke hal lain menurunkan aktivitas otak untuk mampu fokus. Karena bagian itu di otak membantu mengontrol emosi dan level stres hormon seperti kortisol, maka sangat mungkin upaya mengajarkan otak untuk berpindah-pindah secara cepat dari satu tugas ke tugas lain mungkin merusak kemampuan otak mengontrol emosi dan respons hormon untuk mengatasi emosi tersebut.
Kecanduan juga merupakan topik yang rumit. Batasan antara mana yang masih sehat dan sudah tidak sehat kadang sulit ditarik. Peneliti dari Baylor University dan Xavier University melihat kebiasaan perempuan dan laki-laki dengan telepon genggam mereka. Upaya tersebut untuk mencari tahu berapa banyak orang yang kecanduan.
Peneliti mendefinisikan kecenderungan itu sebagai keinginan yang tidak bisa ditolak untuk menghabiskan banyak waktu dengan teleponnya, meski itu mengganggu pekerjaan atau kehidupan sosial mereka. Juga membahayakan diri, seperti mengirim SMS sambil mengemudi.
Temuannya, perempuan cenderung lebih kecanduan dibanding laki-laki. Kenapa? Karena perempuan lebih terkoneksi secara sosial dibanding dengan laki-laki. Dan aplikasi yang berhubungan dengan jejaring sosial cenderung memicu perilaku yang membuat candu. Terutama, Pinterest, Instagram, dan aplikasi yang berhubungan dengan menulis cenderung berhubungan dengan angka kecanduan yang tinggi.
Semakin banyak Anda menghabiskan waktu di depan layar, semakin banyak otak berupaya menarik informasi, tutur penelitian yang dilakukan Columbia University. Jika Anda tahu telepon genggam Anda bisa menemukan ulang tahun teman atau nama aktor yang dicari, kemampuan otak untuk mengingat hal-hal tersebut jadi menderita.
Mungkin ini bukan hal besar, tapi ketika berhubungan dengan menyelesaikan dilema besar, Google tidak bisa membantu dengan solusinya. Akibatnya, otak jadi kesulitan menemukan solusinya.
Berita buruk tentang telepon berlanjut, lampu yang terpancar dari telepon genggam bisa mengganggu ritme tidur otak. Sebagai hasilnya, menatap telepon yang terang sebelum tidur bisa membuat Anda tidur tidak nyenyak. Sibuk berganti-ganti posisi.
Masalah yang berkaitan dengan otak ini sangat bergantung pada seberapa sering Anda berkutat di depan telepon genggam. Yang dibahas di sini adalah enam hingga delapam jam sehari, bahkan lebih.
Jika Anda tidak menikah dengan telepon genggam Anda, tidak ada yang perlu dikuatirkan. Tapi, jika Anda gelisah saat berpisah dengan telepon atau Anda merasa harus mengecek telepon tiap lima menit, itu artinya Anda harus mulai mencoba mengurangi kebiasaan Anda yang terlalu lekat dengan telepon genggam.