REPUBLIKA.CO.ID, Virus Ebola yang sudah membuat gempar Afrika, ternyata sudah menyebar melintasi Samudera Atlantik ketika dua orang Amerika Serikat dinyatakan terpapar oleh virus sangat berbahaya dan mematikan itu setelah keduanya merawat pasien yang sudah terinfeksi virus ini.
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) bahkan menyatakan virus yang menular lewat darah dan keringat serta lintas spesies atau tidak hanya antar-manusia ini sudah menewaskan sekitar 4.500 orang.
Lalu apakah Ebola itu? Berikut trivia dari New Scientist tentang virus yang menurut keterangan ilmiah bermuasal dari kelelawar buah tersebut.
Apa sih Ebola itu?
Ebola adalah virus yang menyebabkan pendarahan; menimbulkan pendarahan internal yang ekstensif dan bisa membuat yang terinfeksi sekarat karena mengalami syok. Awalnya yang terkena infeksi akan diserang demam tiba-tiba, otot sakit, lesu, sakit kepala, sakit tenggorokan, muntah-muntah dan diare.
Ketika infeksi memburuk, maka akan tercipta pendarahan eksternal dan internal karena virus ini memecah dinding sel epitel pada pembuluh darah, lalu merusak cairan darah.
Bagaimanakah Ebola menyebar?
Ebola sangat menular dan bisa ditularkan bahkan setelah yang terinfeksi virus ini sudah meninggal dunia, karena virus ini ditularkan melalui cairan tubuh. Tingkat kefatalannya sampai 90 persen. Virus ini dianggap tertular antarspesies, bukan hanya dari manusia ke manusia: kelelawar buah kemungkinan menjadi asal alami virus ini, dan menjadi biang menyebarnya virus ini di seantero Afrika.
Bagaimana seharusnya manusia menghentikan penyebaran virus ini?
Liberia memang sudah menutup semua pintu perbatasan dan mengkarantina semua daerah yang terpapar virus ini. Para pejabat Nigeria kini memeriksa penumpang yang tiba di bandara internasional. Namun mekanisme semacam itu berbeda-beda dari hanya menanyakan apakah mereka mengalami gejala saat berada pada suhu tempat yang dikunjungi: tidak ada satu pun tes diagnostik darah yang berhasil meskipun gejalanya sangat mirip dengan penyakit-penyakit lainnya.
Daniel Bausch dari Fakultas Kesehatan Masyarakat dan Pengobatan Tropis, Universitas Tulane, New Orleans, Louisiana, yang baru kembali dari Sierra Leone, mengatakan prioritas mesti ditempatkan pada menjejak semua kontak dari orang yang terinfeksi virus tersebut.