REPUBLIKA.CO.ID, DENPASAR -- Orang gemuk kerap dicap obesitas karena tidak rajin berolah raga. Tetapi, banyak ahli obesitas berpendapat bahwa kelebihan berat badan bisa jadi karena faktor keturunan atau faktor genetik yang umum.
Profesor Lesley Campbell dari the Garvan Institute's Diabetes and Obesity Research Program membuat pernyataan yang sama sekali berbeda. Menurutnya, orang yang kelebihan berat badan bisa menjadi tanda bibit unggul.
"Orang-orang yang banyak lemaknya bisa jadi termasuk orang yang beruntung, sebab mereka bisa bertahan hidup disaat kelaparan dan menjamin kelangsungan hidup manusia. Orang kurus tidak mungkin bertahan hidup disituasi yang sama," kata Campbell, dilansir dari Body and Soul, Selasa (10/2).
Campbell mungkin mengutip argumen evolusi populer yang mungkin terbilang kontroversial. Apakah pernyataan ini didukung atau tidak, penelitian menunjukkan gen memainkan peran penting dalam hal obesitas. Beberapa peneliti memperkirakan bahwa 80 persen orang obesitas kemungkinan mewarisi gen.
Profesor Paul Zimmet, seorang pakar diabetes dan obesitas internasional dari Baker IDI Heart and Diabetes Institute di Melbourne, mengatakan faktor keturunan merupakan pemain utama dalam obesitas. Zimmet percaya genetika yang bertanggung jawab untuk setidaknya 50 persen dari semua kasus obesitas seperti halnya yang dinyatakan Campbell.
"Bukan hanya satu gen yang bertanggung jawab untuk epidemi obesitas saat ini, namun ada 30 gen per individu," kata Zimmet.
Zimmet menambahkan masyarakat harus berhenti bersikap menghakimi orang yang obesitas tanpa tahu latar belakang seseorang. Banyak yang menganggap orang gemuk karena mereka suka makan. Jadi, pengobatan obesitas ini juga perlu ditangani secara genetik. Sebab, gen bisa jadi membuat seorang obesitas tak menyadari mereka sebetulnya sudah kenyang, tapi mereka tak tahu kapan harus berhenti makan.