Sabtu 11 Apr 2015 12:47 WIB

Kesehatan Jangka Panjang Bayi yang Minum ASI

Air Susu Ibu (ASI)
Air Susu Ibu (ASI)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Para peneliti di Prancis menemukan bahwa bayi ASI memiliki kesehatan yang lebih baik dalam jangka panjang dibandingkan bayi non-ASI.

Begitu kesimpulan mereka setelah membandingkan pertumbuhan, komposisi tubuh (massa lemak berbanding massa tubuh tanpa lemak), dan tekanan darah pada tiga kelompok bayi. Kelompok pertama mendapat ASI selama 4 bulan, sementara dua kelompok lain mendapat susu formula jenis rendah protein dan tinggi protein. Setelah 4 bulan, bayi-bayi yang mendapat susu formula terus menerima formula yang sama sementara beberapa bayi ASI ada yang mendapat formula rendah protein karena kondisi tertentu.

 

Peneliti terus memantau tumbuh kembang 234 anak selama 3 tahun. Pada usia 3 tahun, tekanan darah rata-rata bayi yang mendapat formula tinggi protein lebih tinggi dibandingkan bayi-bayi ASI. Bayi ASI juga menunjukkan pola pertumbuhan dan profil metabolik yang berbeda dibandingkan bayi formula.

Bayi ASI punya kadar insulin yang lebih rendah saat mereka berusia 15 hari dan 4 bulan. Pada usia 1 tahun, bayi ASI memiliki pola pertumbuhan yang berbeda, tapi pada usia 3 tahun tidak ada perbedaan tinggi dan berat badan, serta komposisi tubuh.

 

Meskipun efek jangka panjang masih belum diketahui dari penelitian tersebut, ilmuwan menyebutkan bahwa hasil temuan tersebut kemungkinan merupakan bukti asupan nutrisi di periode emas usia anak dapat memengaruhi metabolisme dan kesehatan seseorang di masa mendatang.

“Tampaknya susu formula memberi perbedaan pada beberapa profil hormonal dan pola pertumbuhan dibandingkan ASI,” kata penulis studi, Dr. Guy Putet, yang dirilis American Academy of Pediatrics. Data penelitian tersebut telah dipresentasikan di pertemuan tahunan Pediatric Academic Societies di Denver pada Mei 2011 dan dikutip dari www.parentsindonesia.com.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement