Senin 11 May 2015 06:10 WIB

Mengenal Thalassaemia Sebelum Terlambat

Rep: C27/ Red: Winda Destiana Putri
Thalassaemia
Foto: Google
Thalassaemia

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Thalassaemia merupakan kelainan sel darah merah yang diturunkan. Penyakit ini sama seperti penyakit turunan lainnya, belum ada pengobatan yang bisa menyembuhkan.

Pengobatan satu-satunya hanya dengan melakukan transfusi darah secara rutin tiap bulannya sepanjang hidup. Transfusi darah terus menerus itulah yang membuat penyandang thalassaemia menabung zat besi ke dalam tubuhnya.

Zat besi ini akan tertimbun di dalam organ-orang tubuh yang penting, seperti jantung, limpa, hati, dan otak. Hal itu akan menyebabkan terjadinya gangguan fungsi organ-organ tersebut.

Penimbunan zat besi ini dapat dicegah dengan pemberian obat kelasi besi atau pengikat zat besi, sehingga zat besi dapat dikeluarkan dari jaringan tubuh. Obat kelasi besi ada yang berupa oral dan injeksi. Untuk pemberian obat melalui injeksi diperlukan alat pompa suntik (syringe pump) selama 10-12 jam per hari. Sedangkan untuk obat idealnya diminum setiap hari selama seumur hidup.

"Buat transfusi itu ada biaya, buat obat juga biaya mahal, tapi sekarang sudah gratis karena BPJS," ujar Ruswandi, ketua perhimpunan orang tua thalassaemia Indonesia pada acara pengukuhan Teuku Rassya sebagai Duta Thalassaemia di Cafe & Resto Boulevard, Jakarta Pusat, belum lama ini.

Ruswandi menjelaskan bahwa sudah saatnya masyarakat mengetahui thalassaemia bukan penyakit menular, namun hanya diturunkan. Penyandang thalassaemia masih dpat melakukan segala aktivitas harian, hanya saja kehidupan mereka tergantung dengan transfusi darah orang lain.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement