REPUBLIKA.CO.ID, Sebuah penelitian terbaru mengungkapkan bahwa orang yang bekerja selama 55 jam dalam seminggu, setidaknya secara signifikan lebih berisiko menderita penyakit stroke dari pada orang yang bekerja 35 sampai 40 jam dalam seminggu.
Para peniliti menemukan, bahwa orang yang bekerja selama 55 jam per minggu meningkatkan risiko stroke sebesar 33 persen dibandingkan yang 40 jam per minggu.
"Ini bukan kasus stroke, tapi antara jam kerja yang lama dan stroke berkaitan di semua tingkatan sosial ekonomi," kata pemimpin penulis dari University College London, Mika Kivimaki, seperti dilansir Reuters Rabu (2/9).
Para peneliti tersebut mengumpulkan data dari 25 studi penelitian di Eropa, Amerika Serikat dan Australia dengan melacak lebih dari 600.000 pekerja, baik pria atau wanita. Peserta tidak memiliki riwayat stroke atau penyakit jantung koroner ketika mereka terdaftar dalam studi tersebut.
Dengan beriringnya waktu, mereka yang terkena serangan jantung atau penyakit jantung terdapat 4.768 pekerja, sedangkan yang menderita penyakit stroke berjumlah 1.722 pekerja.
"Stroke adalah penyakit multifaktorial dan karena risiko seseorang yang terkena stroke hampir selalu merupakan hasil dari beberapa faktor risiko berinteraksi," kata Kivimaki.
Kivimaki berharap agar semua orang menyadari bahwa jam kerja yang panjang berkaitan dengan peningkatan risiko stroke. "Mereka yang bekerja berjam-jam harus ekstra hati-hati bahwa mereka bisa mempertahankan gaya hidup sehat dan memastikan tekanan darah mereka," tutup dia.