Jumat 04 Sep 2015 07:12 WIB

Enam Perilaku yang Sebabkan Perut Kembung

Rep: Melissa Riska Putri/ Red: Indira Rezkisari
Ketika Anda mengunyah permen karet, Anda tanpa sadar menelan udara mengakibatkan perut kembung.
Foto: flickr
Ketika Anda mengunyah permen karet, Anda tanpa sadar menelan udara mengakibatkan perut kembung.

REPUBLIKA.CO.ID, Aku bersumpah, celana saya tidak seketat ini pagi tadi. Familiar dengan kalimat tersebut? Ya, kita semua pernah mengatakan hal tersebut atau mungkin saat ini baru mengatakannya. 

Kepala gastroenterologi, hepatologi dan nutrisi di University of Chicago Medicine David T. Rubin  mengatakan itu bisa terjadi karena perut kembung. Kembung merupakan adanya kelebihan udara dan gas yang terperangkap di saluran pencernaan, terutama di usus kecil. 

Penyebabnya seringkali karena kacang-kacangan yang kita makan. Namun periksa enam hal kecil ini yang mungkin memiliki dampak bagi pinggang Anda seperti dikutip dari Yahoo Health.

Anda menyukai permen karet

Kabar buruk bagi pecandu permen karet. Jika perut Anda merasakan efek, mungkin sudah saatnya untuk membatasi permen ini. "Banyak orang mengunyah permen karet untuk menjaga mereka dari makan di sela waktu makan, tetapi ketika Anda mengunyah permen karet, Anda tanpa sadar menelan udara," kata ahli gizi Bonnie Taub-Dix.

Menurutnya, asupan udara berlebih dapat membuat usus Anda merasa seperti balon. Plus, adanya kandungan gula dapat menyebabkan gas dan kembung juga. Permen karet yang bahkan bebas gula umumnya mengandung sorbitol. Hal itu dapat menyebabkan satu juta masalah perut, termasuk kembung.

Kunyah makanan dengan cepat

Berikut alasan lain untuk makan dengan lebih perlahan. "Pencernaan dimulai di mulut, tidak di perut," kata ahli gizi Rania Batayneh, penulis 'The One One One Diet: The Simple 1: 1: 1 Formula for Fast and Sustained Weight Loss'.

Setiap mengunyah, Anda tidak hanya menghancurkan gigitan menjadi lebih mudah dicerna, tapi makanan yang bercampur dengan air liur dan enzim khusus yang memecah makanan Anda. Ketika Anda menarik napas saat makan, Anda kehilangan kesempatan untuk proses itu. Itu artinya, perut Anda harus bekerja keras untuk mencerna makanan Anda yang mengarah terbentuknya gas. Terlebih ketika Anda menghirup udara. Jadi jangan lupa untuk mengunyah.

Minum dengan sedotan

Sedotan warna-warni bisa membuat jus pagi Anda lebih layak bila diunggah di Instagram, tetapi tidak memberikan kenikmatan apapun di tubuh Anda. "Setiap kali Anda minum melalui sedotan, udara masuk sebelum cairan," kata Taub-Dix, pemilik konsultasi gizi Better Than Diet sekaligus penulis 'Read It Before You Eat It'.

Mendengkur

Apakah merasa kembung menjadi hal pertama di pagi hari Anda? "Anda mungkin mendengkur atau setidaknya bernapas dengan mulut dalam tidur Anda," kata Rubin.

Ia mencatat, kebanyakan orang yang menderita sleep apnea juga berjuang dengan kembung paginya. Jika besok pagi perut Anda tampak lebih besar daripada ketika Anda pergi tidur, ia menyarankan agar mempertimbangkan penjadwalan janji dengan dokter tidur untuk mencari cara menghentikan mendengkur demi kebaikan.

Anda melahap serat

Ya, serat dapat membantu Anda merasa kenyang dan menurunkan berat badan, selain mempengaruhi kesehatan jantung. Tapi sebelum Anda menghabiskan semangkuk sereal yang diperkaya beberapa puding, biji chia dan kubis Brussel porsi besar, berhenti sebentar. 

Asupan serat Anda selain menyebabkan langsing juga dapat menyebabkan kembung. Sebaliknya, peningkatan memakan serat dilakukan secara bertahap. Tujuannya untuk memberikan perut Anda lebih banyak waktu untuk menyesuaikan dan menghasilkan enzim yang diperlukan untuk melepaskan serat melalui sistem pencernaan tanpa kesulitan. 

Stres

Apa dampak jahat yang tidak disebabkan stres? Hormon dapat memperburuk sistem pencernaan Anda dengan menyebabkan gas dan kembung, stres bisa juga membuat orang-orang terburu-buru melahap makanan di meja mereka, melewatkan istirahat, ke kamar mandi yang sangat dibutuhkan dan menhirup udara segar selama serangan kecemasan terjadi.

Salah satu cara untuk mengatasinya adalah mencoba untuk mengelola stres dengan menggunakan terapi perilaku kognitif atau terapi relaksasi. Keduanya dapat membantu mencegah dan mengurangi rasa kembung, menurut penelitian yang dipublikasikan dalam American Journal of Gastroenterology. Seiring waktu, perubahan kecil dapat membantu menjaga tubuh Anda berhenti menghasilkan gas.

 

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement