REPUBLIKA.CO.ID, Anak-anak memang rentan terkena cacingan, akibat belum mengerti akan pentingnya hidup bersih dan sehat. Rata-rata anak yang terkena cacingan diakibatkan oleh kurangnya kesadaran akan kebersihan, jajan sembarangan dan sembarangan menyentuh benda kotor di tanah.
Menurut drg. Vensya Sitohang, M. Epid, anak dikatakan terkena cacingan ketika di dalam fesesnya ditemukan cacing atau telurnya yang sudah berkembang biak dan mengambil nutrisi makanan di dalam usus. Terdapat berbagai jenis cacing yang bisa hidup di dalam usus manusia, diantaranya cacing gelang, cacing cambuk, cacing tambang dan cacing kremi.
"Umumnya, cacing mudah tertular pada anak lewat makanan yang tidak higienis, BAB sembarangan dan akibat melakukan kontak langsung dengan anak. Anak-anak yang terlihat sehat bisa saja terkena cacingan, maka dalam hal ini peran orang tua sangat penting dalam mengedukasi anak akan pentingnya perilaku hidup sehat," ujarnya dalam acara media gathering Waspada Cacingan Pada Anak di Jakarta, Kamis (5/11).
Untuk mencegah cacingan pada anak, kiranya penting untuk melakukan pencegahan sejak dini yakni pada usia balita hingga sekolah dasar. Program pemerintah pun menyarankan agar anak usia 2 tahun ke atas wajib diberikan obat cacing enam bulan sekali. Mereka juga tidak perlu membayar untuk membeli obat tersebut.
"Anak sekolah dasar bisa dengan gratis minum obat yang dibagikan pada kegiatan penjaringan kesehatan anak sekolah. Sedangkan balita bisa minum obat cacing secara gratis dengan obat yang dibagikan bersamaan dengan pemberian obat Vitamin A di Puskesmas atau layanan kesehatan lain," tambahnya.
Anak-anak wajib diberikan obat cacing secara rutin, karena mereka sangat mudah terinfeksi cacing di dalam perut. Infeksi cacing memberikan dampak buruk bagi kesehatan anak dan dapat mengganggu tumbuh kembangnya, akibat nutrisi yang mereka makan di 'bajak' oleh cacing.