Rabu 03 Feb 2016 10:22 WIB

Insomnia dan Gelisah? Coba Tidur dengan Selimut Tebal

Rep: Adysha Citra/ Red: Andi Nur Aminah
Tidur dalam selimut tebal  (Ilustrasi)
Foto: Prevention
Tidur dalam selimut tebal (Ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, Selimut biasanya digunakan saat tidur untuk melindungi tubuh dari suhu yang dingin. Akan tetapi, selimut tebal ternyata memiliki fungsi lebih dari sekadar melindungi suhu tubuh, yaitu mengatasi insomnia dan gelisah.

Sekilas, penggunaan selimut tebal dan insomnia serta rasa gelisah seperti tidak memiliki hubungan. Namun selimut yang tebal memiliki efek seperti memberi tekanan lembut serupa pelukan bagi tubuh. Tekanan ringan seperti pelukan dari selimut tebal ini ternyata dapat membantu menenangkan sistem syaraf dalam tubuh.

Ketika selimut tebal memberi tekanan ringan pada tubuh secara lembut, terjadi produksi serotonin di dalam tubuh. Produksi serotonin ini kemudian akan berpengaruh pada suasana hati atau mood yang membaik. Setelahnya, serotonin secara alami akan berubah menjadi melatonin sehingga tubuh mendapatkan 'sinyal' untuk beristirahat.

Dilansir Lifehack penelitian pada 2008 menunjukkan bahwa selimut tebal ini juga dapat dengan efektif mengurangi rasa gelisah. Penelitian yang dipublikasikan dalam Occupational Therapy in Mental Health ini menunjukkan hasil bahwa selimut tebal memberi efek terapi sentuhan yang aman dan efektif. Penelitian ini juga didukung dengan penelitian serupa oleh Australasian Psychiatry pada 2012. Penelitian tersebut menunjukkan bahwa selimut tebal berhasil menurunkan rasa stress dan juga rasa gelisah.

Selimut tebal dapat berguna dalam mengatasi insomnia dan rasa gelisah karena biasanya di dalam selimut tebal terdapat bahan bernama plastic poly pellets. Bahan plastic poly pellets memungkinkan selimut tebal untuk memberi tekanan ringan yang merata ke seluruh tubuh penggunanya. Dengan begitu, berat dari selimut tebal ini dapat berperan sebagai terapi sentuhan yang merata ke seluruh tubuh. Mereka yang memakai selimut tebal akan merasa terlindungi dan aman, sehingga produksi serotonin terjadi.

Uniknya, selimut tebal ini tidak hanya membantu penderita insomnia dan rasa gelisah saja. Tetapi juga penderita berbagai gangguan lain akibat rendahnya kadar serotonin, seperti PTSD, OCD, bipolar hingga depresi. Selain itu, selimut tebal juga dapat membantu pasien yang menderita autisme hingga lumpuh otak.

Oleh karena itu, mengingat fungsinya yang mirip seperti terapi okupasi atau terapi melalui sentuhan, selimut tebal juga kerap digunakan di unit-unit rumah sakit seperti unit kejiwaan, trauma, usia lanjut dan pediatrik. Penggunaan selimut tebal di unit-unit rumah sakit tersebut bertujuan untuk membantu tiap pasien mengatasi rasa gelisah sehingga dapat tidur dengan nyenyak.

Pada dasarnya, berat dari selimut tebal untuk orang dewasa berkisar pada 15 hingga 30 pon. Akan tetapi, berat ideal dari selimut tebal ini tentu akan bergantung pada ukuran tubuh penggunanya. Oleh karena itu, pendapat dari ahli seperti doker atau terapis okupasi diperlukan dalam memilih selimut tebal yang tepat. 

Selain itu, perlu diingat bahwa seseorang yang memiliki masalah dalam pernafasan, peredaran darah dan pengaturan suhu tubuh tidak boleh menggunakan selimut tebal ini. Hal yang sama juga berlaku bagi seseorang yang sedang dalam masa pemulihan pascaoperasi. 

 

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement