Senin 15 Feb 2016 15:56 WIB

Bagus Mana, Air Kemasan atau Masak Sendiri?

Rep: Desy Susilawati/ Red: Andi Nur Aminah
Air kemasan isi ulang.
Foto: Ardiansyah Indra/Antara
Air kemasan isi ulang.

REPUBLIKA.CO.ID, Terkadang kita bingung, apakah memilih air dalam kemasan yang banyak di pasaran atau justru lebih baik masak sendiri? Ataukah cukup dengan air yang disterilkan dengan alat tertentu?

Menurut ahli idrogeologi dari Universitas Univeristas Pembangunan Nasional (UPN) Veteran Yogyakarta, Sari Bahagiarti Kusumayudha, air kemasan dan air yang dimasak sendiri, sama-sama baik dikonsumsi, asalkan kita bisa mengetahui secara pasti kualitasnya baik. Dan untuk mengetahui kualitas harus dilakukan uji laboratorium.

(Baca Juga: Tiga Kriteria Sumber Air yang Baik Dikonsumsi)

Namun secara kasat mata, air yang kualitasnya baik, bisa dideteksi dari warna, rasa dan bau. Menurut dia air yang layak konsumsi adalah yang tidak bau, tidak berwarna dan tidak berasa. Untuk air kemasan, menurut dia, sudah melalui berbagai uji coba dan layak dikonsumsi. Bahkan mereka juga sudah memilih sumber air minum yang baik.

Sedangkan air yang ada dari sumur miliki kita sendiri juga baik untuk dikonsumsi, asalkan dimasak dan diperlakukan dengan benar. Proses memasak yang benar seperti apa? Sar mengatakan biasanya yang paling Dikhawatirkan pada air sumur adalah selain zat-zat kimia yang membahayakan kesehatan manusia, juga adanya mikroorganisme atau bakteri yang terkandung dalam air yang akan kita konsumsi.

Untuk masalah kandungan mikroorganisme, untuk mengatasinya, dia mengatakan bisa dengan cara direbus sampai mendidih, hingga 100 derajat Celcius. Air yang sudah mendidih didiamkan terlebih dahulu kurang lebih satu menit dab jangan buru-buru begitu mendidih api dimatikan. "Tunggulah kurang lebih satu menit," katanya. 

Sementara untuk kandungan zat-zat berbahaya ini harus ada perlakuan tersendiri, termasuk bisa jadi harus dilakukan di laboratorium. Bagaimana dengan air yang disaring menggunakan alat penyaring tanpa dimasak? 

Menurut dia, air ini bisa baik dan bisa tidak baik. Ini karena alat tersebut akan menyaring air sehingga zat-zat yang terkandung di dalamnya terendapkan atau tersaring. Sehingga air yang lolos menjadi murni, tidak mengandung mineral-mineral apa pun. Padahal di sisi lain tubuh kita kadang-kadang memerlukan mineral-mineral tertentu. Itulah mengapa air yang melalui proses penyaringan bisa baik dan tidak baik.

“Bagi orang sehat, kadang mineral-mineral tertentu yang terkandung di air alami, itu yang justru diperlukan. Maka air yang terlalu murni yang tidak mengandung apa-apa, justu air biasa,” jelas Rektor UPN Veteran Yogyakarta ini dalam acara diskusi mengenai Memilih Air yang Baik dan peran Serta Kita dalam Menjaga Kelestarian Air, yang diselenggarakan Aqua belum lama ini. 

Sementara jika proses memasak mineral yang ada di dalam air tidak hilang, hanya mematikan bakteri saja. Jadi baik mana air kemasan, air masak atau air yang disaring? Menurutnya ini tergantung kondisi individunya. 

Minum air kemasan ataupun air yang disaring, kalau orang tersebut sakait ginjal, mungkin perlu air yang tidak mengandung unsur tertentu. Mungkin air yang mengandung kalsium tidak baik bagi orang yang sakit ginjal sudah parah. Tapi bagi orang sehat kalsium, natrium, silika dan zat-zat lain yang biasa ada di dalam air sangat diperlukan. 

 

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement