Jumat 19 Feb 2016 06:20 WIB

Ahli tak Sarankan Fogging untuk Halau DBD, Mengapa?

Rep: Adysha Citra R/ Red: Andi Nur Aminah
Petugas melakukan pengasapan (Fogging) untuk memutuskan siklus hidup nyamuk aedes aegypti di sejumlah Kecamatan di Pekanbaru, Riau, Kamis (28/1).
Foto: Antara/Rony Muharrman
Petugas melakukan pengasapan (Fogging) untuk memutuskan siklus hidup nyamuk aedes aegypti di sejumlah Kecamatan di Pekanbaru, Riau, Kamis (28/1).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kasus Demam Berdarah Dengue (DBD) diprediksi mengalami peningkatan pada periode Januari hingga April mendatang. Khawatir DBD merebak, tak jarang masyarakat meminta aparat kewilayahan untuk melakukan fogging atau pengasapan untuk membunuh nyamuk dewasa. Padahal, tindak pencegahan melalui fogging ini dinilai tidak efektif dan justru memiliki efek samping yang merugikan kesehatan.

"Kami saat ini tidak menganjurkan fogging, dari ilmiahnya. Kecuali untuk wabah," ujar Ahli Penanganan Demam Berdarah dan Penyakit Infeksi Tropik dari Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia Leonard Nainggolan, saat ditemui di RS Cipto Mangunkusumo pada Kamis (18/2).

Pernyataan Leonard tersebut didasari berdasarkan penelitian yang sempat ia lakukan beberapa waktu lalu. Dari penelitian yang ia lakukan, Leonard menemukan bahwa ternyata fogging merupakan tindakan yang kurang efektif dalam menahan penyebaran nyamuk Aedes Aegypti yang membawa virus Dengue. Pasalnya, fogging hanya dapat membunuh nyamuk dewasa saja.

Di sisi lain, kehidupan nyamuk terdiri dari empat fase berbeda, yaitu telur, larva pupa dan nyamuk. Pada tiap-tiap fase ini, jenis penanggulangan dan pencegahan yang perlu dilakukan tentu berbeda. Terlebih, fogging biasanya hanya dilakuakn dari bagian luar rumah, padahal nyamuk Aedes Aegypti termasuk tipe nyamuk 'rumahan' yang berada di dalam ruangan.

"Fogging hanya membunuh nyamuk dewasa. Larvanya gimana? Penanggulangannya itu harusnya utuh, dari hulu ke hilir," tambah Leonard.

Pada dasarnya, Leonard mengatakan tindak pencegahan DBD terbaik ialah melalui vaksin. Akan tetapi, mengingat vaksin untuk empat jenis virus Dengue di Indonesia saat ini masih dalam pengembangan, cara terbaik yang dapat dilakukan saat ini ialah mengurangi agar nyamuk tidak berkembang biak dengan banyak dan menghindari gigitan nyamuk.

Kedua hal ini dapat dilakukan dengan menghilagkan medium-medium yang bisa menjadi tempat berinduk nyamuk, seperti genangan air, dan juga menerapkan Pola Hidup Bersih Sehat (PHBS). Penerapan PHBS salah satunya dapat dilakukan dengan menjaga kebersihan diri dan juga tidak menumpuk baju yang tidak dipakai.

"Periksa juga (berbagai genangan air) vas bunga, pembuangan AC, celah pohon, tempat dispenser itu jarang diperhatikan. Jangan hanya bak mandi saja. 1-2 cc air tergenang saja sudah bisa jadi tempat nyamuk beranak-pinak," ujar Leonard. 

 

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement