Senin 29 Feb 2016 19:09 WIB

Ingin Berusia Panjang? Lakukan Hal Ini

Rep: c34/ Red: Ani Nursalikah
Berpikir cepat dan merasa sehat bisa perpanjang usia.
Foto: Republika/Prayogi
Berpikir cepat dan merasa sehat bisa perpanjang usia.

REPUBLIKA.CO.ID, Hidup dan mati manusia adalah kehendak Tuhan. Namun, studi ilmiah terkini menunjukkan, perasaan dan pikiran bisa memengaruhi usia seseorang.

Studi yang diterbitkan dalam jurnal Psychological Science itu meneliti 6.203 orang dewasa yang berusia antara 41 hingga 96 tahun. Hasilnya, peneliti mensinyalir faktor psikologis tertentu yang menjadi faktor menentukan berapa lama seseorang hidup.

Para peneliti tertarik menyelidiki pengaruh relatif dari variabel kognitif, demografi, kesehatan, dan gaya hidup dalam memprediksi risiko kematian secara bersama-sama. Banyak penelitian terdahulu telah menguaknya secara terpisah, namun baru sedikit studi longitudinal yang komprehensif.

Menggabungkan data dari banyak komponen, para peneliti mengamati kinerja kognitif peserta di lima domain kemampuan. Elemen yang diteliti, yakni beberapa tipe kecerdasan, memori verbal, memori visual, dan kecepatan proses berpikir.

Seluruhnya dilakukan menyeluruh sebanyak empat kali selama 12 tahun. Frekuensi tes itu memungkinkan para peneliti menilai kinerja dasar peserta dan mengubah kinerja dari waktu ke waktu untuk setiap domain.

Selain itu, para peneliti juga mengukur kesehatan, gangguan fisik, kondisi psikologis, dan gaya hidup, termasuk di antaranya apa yang seseorang rasakan terhadap kesehatannya sendiri, jumlah obat yang diresepkan, pola tidur, hobi, kegiatan rekreasi, dan interaksi sosial.

"Hasil penelitian menunjukkan pandangan subjektif yang positif terhadap kesehatan dan kecepatan proses berpikir menjadi dua prediktor terkuat yang dikaitkan dengan berkurangnya risiko kematian dini," ungkap salah satu peneliti, Stephen Aichele yang juga merupakan pakar psikologi dari Universitas Jenewa di Swiss.

Ia berkata, apa yang mereka simpulkan dapat memberikan wawasan yang berguna untuk para profesional kesehatan. Namun, dibutuhkan metode yang lebih baik untuk mengidentifikasi individu dengan risiko kematian dini.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement