Senin 07 Mar 2016 13:09 WIB

Cegah DBD dengan Area Bebas Bau Khas Manusia

Rep: Aprilia Safitri Ramdhani/ Red: Indira Rezkisari
 Seorang ayah merawat anaknya yang terkena virus Demam Berdarah Dengue (DBD) di ruangan teratai yang berada di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Cibinong, Bogor, Jawa Barat, Selasa (1/3).
Foto: Republika/Raisan Al Farisi
Seorang ayah merawat anaknya yang terkena virus Demam Berdarah Dengue (DBD) di ruangan teratai yang berada di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Cibinong, Bogor, Jawa Barat, Selasa (1/3).

REPUBLIKA.CO.ID, Demam berdarah dengue atau yang lebih dikenal dengan DBD merupakan penyakit yang dibawa serta ditularkan oleh nyamuk Aedes Aegypti. Nyamuk-nyamuk tersebut kebanyakan hidup di daerah bersuhu tropis dan lembab layaknya di Indonesia.

Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tular Vektor dan Zoonotik Kemenkes RI, Drg. Vensya Sitohang, M. Epid mengungkapkan penyebaran nyamuk ini pun semakin diperparah akibat meningkatnya curah hujan yang cukup tinggi. Hal tersebut merupakan faktor alam yang sulit dihindari, namun DBD sendiri sebenarnya masih bisa dicegah asalkan kita selalu menerapkan kebersihan di lingkungan sekitar.

"Faktor perilaku hidup yang kurang bersih dan sehat juga sangat berpengaruh. Untuk itu, baik dokter, pasien maupun masyarakat harus ambil bagian dalam pencegahan penyakit ini," ungkap dia.

Pemerintah saat ini juga telah beramai-ramai memacu masyarakat guna memerangi DBD dengan cara penyuluhan dan kampanye-kampanye pencegahan. Karena menurut Vensya, kunci keberhasilan dari pemberantasan DBD yang sebenarnya juga harus datang dari kerjasama pemerintah dan masyarakat. Tak lain untuk memberantas telur dan jentik secara serentak dan berkesinambungan.

"Bisa dilakukan kapan saja, jadi tidak menunggu datangnya musim hujan, baru kemudian baru berbondong-bondong mencegah. Pencegahan bisa dilakukan setiap hari tidak tergantung musim. Lakukan pencegahan tersebut sebagai kebiasaaan sehari-hari," ujar Vensya.

Sementara itu menurut Guru Besar Divisi Infeksi dan Penyakit Tropis, Departemen Ilmu Kesehatan FKUI-RSCM, Prof. DR. dr. Sri Rezeki Hadinegoro, Sp.A(K), virus DBD yang dibawa oleh nyamuk biasanya memang ditularkan ke dalam darah. Fase penyebaran virus ke dalam tubuh manusia memakan waktu empat hingga satu minggu pertama. Disusul kemudian pasien akan mengalami demam dan gejala-gejala lainnya.

"Nyamuknya sendiri tidak berbahaya, yang berbahaya adalah liur yang mereka keluarkan. Di dalam liur nyamuk ini banyak terdapat virus penyebab DBD, zika, malaria dan sebagainya," kata Sri.

Jadi, lanjutnya bisa dibayangkan jika satu nyamuk saja bisa menggigit hingga lebih dari dua orang. Berapa orang lagi yang kira-kira bisa tertular penyakit-penyakit tersebut.

Nyamuk jenis ini bisa dikatakan sangat istimewa, karena mereka justru aktif menggigit manusia pada pagi hingga siang hari. Sementara mereka justru beristirahat pada malam hari, di tempat-tempat yang berbau khas manusia seperti di sela gantungan baju, di bawah tempat tidur dan lainnya.

(baca: Kesehatan Lutut Bisa Merana Karena Tangga, Lho)

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement