REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sebuah studi menemukan keterkaitan antara stres dengan kejahatan atau kekerasan. Stres dalam kehidupan dapat memicu seseorang melakukan tindak kekerasan dan kejahatan.
Para peneliti menemukan, seminggu setelah mengalami stres akan memicu seseorang menyakiti dan melakukan kekerasa terhadap diri mereka sendiri.
Profesor Seena Fazel dari Universitas Oxford dan koleganya mempelajari data dari orang-orang yang lahir pada tahun 1958 dan 1988 di Swedia. Mereka meneliti pasien yang memiliki masalah jiwa dan mental, dan pasien tanpa diagnosa stres mental.
Para peneliti menguji data dari 2,8 juta orang, terdiri dari 34,903 penderita kerusakan spektrum schizopherania, 29,692 penderita kerusakan bipolar, dan lebih dari 27 juta orang tanpa gangguan, sebagai perbandingan.
Setelah melakukan perbandingan, seminggu setelah mengalami stres ditemukan fakta penderita schizopherania lebih banyak memicu tindakan kekerasan dan kejahatan, diikuti gangguan bipolar, dan resiko paling rendah didapati bagi orang yang tanpa gangguan mental dilansir laman Dailymail.