REPUBLIKA.CO.ID, Gula itu manis rasanya, tapi tidak bagus dikonsumsi berlebihan. Gula menjadi perhatian utama di Amerika Serikat setelah banyak penelitian menghubungkan konsumsi gula tinggi dengan risiko obesitas dan penyakit lainnya.
Asosiasi Jantung Amerika (AHA) mengeluarkan rekomendasi baru terkait asupan gula tambahan pada anak-anak dan remaja. AHA menilai mereka yang berusia dua tahuyn hingga 18 tahun sebaiknya mengonsumsi gula tidak lebih dari enam sendok per hari.
Anak-anak dan remaja zaman sekarang sering mengonsumsi gula tambahan berasal dari gula dan sirup. Ini termasuk di dalamnya fruktosa, glukosa, dan sirup jagung tinggi fruktosa yang biasanya ditambahkan ke makanan dan minuman.
Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CSC) AS mengadakan penelitian sepanjang 2005 hingga 2008 terhadap anak laki-laki berusia dua tahun hingga 19 tahun. Mereka biasanya mengonsumsi sekitar 16,3 persen gula atau 362 kalori per hari. Gula menyumbang setidaknya 15,5 persen atau 282 kalori per hari pada anak perempuan.
Anak-anak di bawah dua tahun dianjurkan tidak mengonsumsi gula tambahan sama sekali. Mereka belum membutuhkan banyak kalori layaknya orang dewasa. "Bagi anak-anak, membatasi enam sendok gula per hari adalah batasannya," kata Ahli pediatri dari Emory University School of Medicine di Atlanta, Mirian Vos, dilansir dari Medical News Today, Selasa (6/9).
Asupan gula tinggi pada anak meningkatkan risiko penyakit jantung, obesitas, dan tekanan darah tinggi. Risiko lebih parah adalah anak-anak bisa menjadi resisten terhadap insulin sehingga mereka mudah terserang diabetes tipe-2.
Pada Juli 2018, produsen-produsen makanan di AS diminta untuk membuat daftar gula tambahan secara jujur di setiap label makanan mereka. Vos menyarankan orang tua mengganti nutrisi lebih sehat dalam diet anak mereka, seperti buah-buahan, sayuran, biji-bijian, produk susu rendah lemak, daging rendah lemak, unggas, dan ikan.